Rabu, 26 Januari 2011

Sejarah Singkat Lahirnya PGRI

A. Sejarah Berdirinya Persatuan Guru Di Indonesia

PGRI dibentuk bukan secara spontan atau pun tanpa tujuan. Sebelum Persatuan Guru Republik Indonesia ini diresmikan, pada tahun 1912 telah berdiri PGHB (persatuan Guru hindia belanda). Keanggotaan PGHB meliputi semua guru tanpa memandang ijazah, status, tempat bekerja, keyakinan, agama dan lain sebagainya. Anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu maka di samping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Salah satu kegiatan PGHB yang menonjol di bidang sosial ialah didirikannya perseroan asuransi “bumi putra” langsung di bawah pimpinan PGHB. Ketua PGHB pertama dan pendiri perseroan asuransi “bumi putra” tersebut adalah Sdr. Karto Hadi Soebroto. Perseroan tersebut akhirnya berdiri sendiri lepas dari kaitan gerakan kaum guru.
Persatuan guru itu akhirnya mengalami perpecahan karena masalah ijazah, status, lapangan kerja, dan lain sebagainya. Mulai 1919 lahirlah berbagai organisasi guru yaitu diantaranya PGB, PNB, PGD,PGAS dan banyak lagi yang lain. Organisasi yang terbentuk menjadi bersifat kelompok dalam bentuk federasi. Mulai muncul suatu gagasan untuk mengaktifkan kembali PGHB agar terwujud persatuan guru yang utuh. Pada tahun 1932 berganti nama nya menjadi PGI (persatuan Guru Indonesia). Namun ternyata juga masih belum berhasil menolong keadaan. Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia. Lalu pada zaman pendudukan jepang di Indonesia, praktis tidak ada satu pun organisasi masyarakat yang tampil kecuali organisasi bentukan Jepang. Segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Di tahun 1945, menjelang proklamasi kemerdekaan dan sesudah proklamasi kemerdekaan, segenap masyarakat khususnya guru berjuang merebut kekuasaan pemerintah dari tangan tentara jepang dan mempertahankan serta menegakkan kemerdekaan dari tentara kolonial belanda. Di saat memuncaknya gerakan Revolusi inilah dalam kongres guru di Indonesia diadakan di Surakarta pada tanggal 25 November 1945 PGRI lahir di gedung Somoharsono, pasar pon, Surakarta.

B. Kelahiran PGRI

Disaat memuncaknya Gelora Revolusi, maka pada tanggal 25 – 25 November 1945 dibukalah Kongres PGRI ke-1 di Surakarta. Tepanya di Gedung Somaharsana (pasar pon), van deventer school (sekarang SMP negri 3 Surakarta). Pada kongres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono.
  1. Organisasi PGRI yang baru lahir itu bersifat Unitaristik, independen dan non partai politik. Keanggotaannya tanpa memandang perbedaan ijazah, status, tempat bekerja, jenis kelamin, keyakinan agama dan lain sebagainya. Hakekat berdirinya PGRI disimpulkan sebagai berikut : PGRI lahir karena hikmah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dan juga merupakan manifestasi aspirasi kaum guru indonesia. Untuk mengambil bagian dan tanggung jawab sesuai dengan bidang dan profesinya sebagai pendidik bangsa demi tercapainya cita-cita kemredekaan.
  2. PGRI mempunyai komitmen kepada NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 45. 
  3. PGRI berbatang tubuh suatu organisasi berlandaskan proklamasi, suatu organisasi pemersatu kaum guru. Juga merupakan suatu wahana untuk kepentingan kaum guru, bagi pengembangan profesi, pendidikan pada umumnya serta pengabdian kepada tanah air dan bangsa. 
  4. PGRI adalah suatu organisasi profesi guru yang lahir, dan mewariskan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 secara terus menerus kepada setiap generasi bangsa Indonesia.
PGRI berhasil mengadakan dua kali kongres yaitu kongres II dan kongres III. Pada kongres II 21- 23 November 1946, disampaikan tuntutan kepada pemerintah, yaitu :
Sistem pendidikan didasarkan pada kepentingan nasional :1. Gaji guru supaya tidak dihentikan2. Diadakan Undang-undang Pokok perburuhan

Pada tanggal 27-29 Februari 1948 diadakan kongres III Hasil kongres itu menegaskan PGRI memiliki haluan dan sifat perjuangan yang jelas, yaitu ,mempertahankan NKRI, meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan falsafah pancasila dan UUD 45, dan tidak bergerak dalam lapangan politik atau non partai politik.
Melalui Kongres PGRI II di Surakarta dan Kongres PGRI III di Madiun, PGRI telah menggariskan haluan dan sifat perjuangannya yaitu :1. Mempertahankan NKRI.2. Meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan falsafah negara pancasila dan UUD 1945.3. Tidak bergerak dalam lapangan politik (non politik).4. Sifat dan siasat perjuangan PGRI :
  1. Bersifat korektif konstruktif terhadap Pemerintah.
  2. Bekerja sama dengan serikat-serikat buruh/pekerja lainnya.
  3. Bekerjasama dengan badan-badan lainnya, Partai politik, organisasi pendidikan, badan-badan perjuangan.
  4. Bergerak di tengah-tengah masyarakat.
Kongres PGRI II tahun 1946 di Surakarta dan kongres PGRI III tahun 1948 di Madiun yang dilaksanakan saat memuncaknya perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan kolonial Belanda yang berusaha menentang kembali daerah jajahannya di indonesia. Dengan liciknya Kolonial Belanda melaksanakan politik adu domba, memecah belah bangsa dan wilayah Indonesia dengan maksud melemahkan semangat perjuangan rakyat Indonesia.

C. Perjuangan PGRI Periode 1945-1950

Perjuangan organisasi bertitik berat pada perjuangan menegakkan dan menyelamatkan kemerdekaan sebagaimana kondisi umumnya. Waktu itu kehidupan organisasi PGRI mulai menyebar ke pelosok-pelosok. Usaha pengisian pendidikan mulai dilaksanakan dengan bernafaskan peralihan dari pendidikan yang bersifat kolonial ke pendidikan nasional.
Sebagai media organisasi , pada tahun 1948 mulai diterbitkan guru sasana yang kemudian menjadi “suara Guru”, sampai sekarang. Dibidang luar negri pada tahun 1948 sudah ada kerjasama denagn NEA (national Education Association) persatuan guru-guru Amerika dan WCOTR (organisasi Guru Profesi sedunia) pada tahun 1950. Setelah pengakuan kedaulatan RI oleh pemerintah belanda tercipta suasana baru dalam perkembangan PGRI. Penyatuan kembali PGI di indonesia timur, jawa timur dan pasundan kepada PGRI berjalan lancar.
Memasuki tahun 1950-an PGRI sangat aktif memberikan kontribusinyaterhadap pembangunan dan pentaan sistem pendidikan yang carut murut. sebagai peninggalan maa sebelumnya zaman kolonial Belanda, masa kedudukan jepangdan zaman refolusi fisik. selama zaman peride ini PGRI sebagai organisasi sangat kompak, kuat an para pengurusnya maupun anggotanya memiliki visi yang sama mengenai organisasi serta perjuanganya. Praksi antar pengurus dan sebagai kelompok kepentingan atau interestgroups) belum lama muncu periode ini kalaupun ada friksi masih sebatas persaingan inter organisasi yang dapat mudah diselesaikan secara interen pula. Para pengurus dan anggota disibukan oleh angenda-agenda pembangunan organisasi (misalnya Pembukaan Komisariat-komisariat Daerah) dan pemecahan masalah-masalah pendidikan yang mendesak. PGRI , misalnya sangat aktif mempelopori perumusan konsep pendidikan nasional, terlibat dalam gerakan pemberantasan buta huruf, dan upaya mengatasi kekurangan guru.
Lahir ditengah bau mesiu dan dentuman merian takala tentara sekutu/NICA berusaha kembali menguasai Indonesia. PGRI menyuarakan bagian dari kekuatan bangsa yang berusaha mempertahankan negara proklamasi. Nasionalisme dan pratriotisme sangat kental mewarnai saat-saat PGRI. Selama revolusi fisik 1945-1949 memomentum itu terus dipertahnkan terbukti dari keterlibatkan PGRI sebagai organisasi dan para anggotnya dalam memperjuanglan bangsa. Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun. Semoga PGRI, guru, dan bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sabtu, 22 Januari 2011

Serikat Pekerja dan PGRI Selayang Pandang

 

  • PENDAHULUAN

Pengertian serikat pekerja menurut UU No. 13 Tahun 2003 adalah organisasi yang dibentuk dari dan untuk pekerja yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokrasi dan bertanggung jawab untuk memperjuangkan dan melindungi dan meningkatkan kesejahteraan anggota dan keluarganya supaya harmonis dalam kehidupannya. Namun  ada anggapan bahwa profesi guru dan dosen merupakan panggilan jiwa dan semua itu adalah pengabdian sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Tetapi pada zaman sekarang bahwa menjadi seorang guru atau dosen adalah seorang pekerja. Jadi organisasinya harus menyesuaikan diri dengan organisasi pekerja menjadi trade unions (teachers union).

 Konggres ke-XIII tahun 1973 telah memutuskan bahwa PGRI hanya merupakan suatu organisasi profesi yang lengkap dengan kode etik yang dicetuskan pada konggres PGRI tersebut dan harus dijalankan. Pada waktu itu Ketua Umum PGRI (Alm. M.E Subiadinata). Walaupun PGRI organisasi profesi namun Pengurus Besar PGRI bekerja sama dengan WCOTP  dan IFFTU menyelenggarakan latihan kepemimpinan (Leadership Training). Pada tahun 1990 sudah terdaftar di Depnaker sebagai organisasi serikat pekerja dengan SK Menaker No. 197/Men/1990, tanggal 5 April 1990.

Pada konggres PGRI XVIII telah diputuskan bahwa salah satu jati diri PGRI adalah organisasi “Ketenagakerjaan”.

Titik berat perjuangan serikat pekerja adalah berupaya meningkatkan kesejahteraan anggota bersama keluarganya.

Oleh karena itu demonstrasi yang dilancakan oleh para anggota PGRI pada tahun 2000 di Jakarta dalam rangka menuntut peningkatan tunjangan dan gaji guru, mendapat sambutan yang menggembirakan dan guru-guru diseluruh pelosok tanah air.

Masalah serikat pekerja (Trade Unions) adalah hal yang baru dipelajari bagi PGRI karena belum begitu banyak yang mengerti atau memahami tentang masalah yang ada pada serikat pekerja. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara mengadakan sosialisasi mengenai serikat pekerja kepada seluruh anggota serikata pekerja itu. Yaitu dengan cara diadakan seminar dan latihan kepimpinanan (Leadership Training) bagi para pengurus dan anggota PGRI yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar PGRI yang bekerjasama dengan EI Brussel, Belgia  dan beberapa mitra  guru yang ada di luar negeri yang akan berlangsung selama 10 tahun.

 

  • PERJUANGAN DAN KONDISI SERIKAT PEKERJA DI INDONESIA

 

Serikat pekerja mengusahakan mengatur hubungan  hubungan pekerja dengan majikannya dalam rangka memperjuangkan peningkatan kesejahteraan pekerja (anggota) dan keluarganya. Untuk menyempurnakan mekanisme dan tata cara perjuangan serikat pekerja, maka para pakar terus melalukan penelitian yaitu dengan banyak mendirikan lembaga atau jurusan pada perguruan tinggi untuk meneliti dan memberikan kuliah tentang seluk beluk serikat pekerja.

Gerakan Serikat Pekerja adalah manifestasi dari bentuk solidaritas yang memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, demokrasi, martabat dan hak-hak manusia. Setelah proklamasi kemerdekaan RI gerakan buruh (pekerja) muncul bersamaan dengan munculnya partai-partai politik di Indonesia, maka gerakan buruh mengutamakan perjuangannya dibidang politik. Hampir semua organisasi buruh berafilasi dengan partai politik tertentu. Organisasi buruh waktu itu bersatu karena didorong oleh perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.

Kemudian timbul pandangan perlunya penyederhanaan organisasi buruh, sehingga dicetuskan “Deklarasi Persatuan Buruh Seluruh Indonesia” pada tahun 2003. Ketika itu berhasil didirikan Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) sebagai peleburan dari 25 organisasi buruh di Indonesia. FBSI berhasil melepaskan diri dari ikatan organisasi politik. FBSI pada saat itu berhasil membenahi Hubungan Industrial Pancasila (HIP).

Pada kondisi sejak 1990 belum memungkinkan PGRI berjuang sesuai dengan serikat Pekerja. Pada era reformasi sekitar tahun 1999, dewasa ini PGRI dapat berjuang  sesuai dengan dasar, pola dan mekanisme Serikat Pekerja. Di mana demokrasi telah berjalan dan semua orang bebas mengeluarkan pendapat.

 

  • TEKANAN PERJUANGAN DAN TANTANGAN

 

Tantangan dan tekanan Serikat Pekerja adalah berupaya meningkatkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Kemudian disusun strategi, taktik, dan metode, pada masa itu gaji guru tidak ada ketentuan khusus dan jauh berbeda dengan perjanjian kerjasama (collective bargaining) antara pemerintah dan persatuan guru. Perundingan ini diakhiri dengan penandatanganan “kontrak”. Bila pemerintah melanggar ketentuan yang tercantum dalam kontrak,maka pengurus PGRI mengingatkan. Bila peringatan itu tidak ditanggapi maka persatuan guru bisa mengadakan demontrasi, bila tidak ada jalan lain langkah terakhir yaitu pemogokan. Bila terjadi pemogokan kemungkinannya:

  • Ada guru yang tidak mau ikut mogok kerja.
  • Pemerintah menghentikan pembayaran gaji guru yang tidak ikut mogok, sehingga organisasi guru yang membayar gaji guru yang melakukan pemogokan.
  • Pemerintah menangkap beberapa pengurus yang dicurigai.

Maka dapat dilihat untuk mencapai tujuan yang dicapai, Serikat Pekerja pasti menemui tantangan yang menghadang. Trade union sering mengadakan pertemuan seperti WCOTP, IFFTU, EI banyak utusan persatuan guru yang meminta bantuan keluar negeri dalam upaya melawan dan menuntut pemerintah.

Yang perlu kita lakukan dalam ikut memperjuangkan tujuan Serikat Pekerja yaitu meningkatkan pengabdian, rasa solidaritas, persatuan dan tanggung jawab. Oleh karena itu, menjadi pengurus Serikat Pekerja harus benar-benar kader organisasi yang handal.

 

  • SERIKAT PEKERJA HARUS KUAT

 

Melihat tantangan yang dihadapi Serikat pekerja maka kita harus mengupayakan bagaimana cara dan dengan cara apa organisasi kita menjadi lebih kuat. Ada pepatah “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Maka jika kita ingin kuat maka kita mencari harus teman sebanyak mungkin. PGRI pun harus      bekerja sama dengan pihak yang terkait seperti DPR, orang tua murid, Dewan pendidikan dan Komite Pendidikan.  Agar lebih mudah memperjuangkan hak-hak anggota PGRI termasuk upaya memperjuangkan kesejahteraan anggotanya.

Sejak tahun 2000 PGRI telah menjadi salah satu anggota Konggres Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). KSPI merupakan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia dan pada saat ini KSPI merupakan gabungan dari 11 Federasi Serikar Pekerja Indonesia yang beranggotakan 400 Organisasi/Seikat Pekerja. Dalam hal ini KSPI berharap akan membantu perjuangan PGRI dalam upaya mensejahterakan anggota takeluarganya. Dengan masuknya PGRI menjadi salah satu anggota KSPI maka akan menjadi lebih kuat. Kesejahteraan guru itu dapat berwujud kesejahteraan materiil maupun non materiil yang ditopang 5 pilar yaitu:

  • Imbal jasa
  • Rasa aman
  • Kondisi kerja
  • Hubungan antar pribadi
  • Kepastian karier

Untuk memperkuat posisinya, Serikat Pekerja dapat meminta bantuan kepada induk organisasinya di luar negeri. Misalnya minta bantuan kepada EI. Pada saat ini ada 3 jenis organisasi guru internasional yaitu:

  • Education Internasional yang berinduk pada ICFTU
  • World Confederation of Teacher (WCT) yang bertindak pada World Confederation of Labour
  •  FISE (komunis) yang berinduk pada Persatuan Buruh Komunis Internasional

 

Hal-hal yang menyebabkan PGRI kelihatan kuat:

  • Memiliki anggota yang cukup kuat
  • Telah berpengalaman dalam perjuangan menghadapi berbagai permasalahan
  • Mempunyai hunbungan erat dengan banyak organisasi guru di luar negeri
  • Anggota Education International

Adapun kelemahannya

  • Cukup banyak organisasi yang lain sehingga bisa merupakan ancaman bagi PGRI
  • Iuran kecil dan tidak semua anggota membayarnya.
  • Pada umumnya kesejahteraan anggota PGRI sangat memprihatinkan. 

 

  • PROGRAM PENDIDIKAN

Untuk menunjang kinerjanya, PGRI memilih sejumlah anak lembaga yang yaitu:

  • YPLP (Lembaga Pembina Lembaga Pendidikan)
  • LKBH (Lembaga Konsultan dan Bantuan Hukum)
  • BP.GGI (Badan Pengelola Gedung Guru Indonesia)
  • PT. Harapan Masa
  • Induk Koperasi PGRI
  • Majalah Suara Guru

Sesuai dengan visi, misi, fungsi dan tugasnya, PGRI memiliki dan mengelola sejumlah lembaga  sebagai berikut :

  • Pendidikan Dasar Menengah diantaranya :
  • Taman Kanak-Kanak sebanyak 903 sekolah
  • SD/SLB sebanyak 23 sekolah
  • SLTP sebanyak 1.829 sekolah
  • SMK sebanyak 318 sekolah
  • Perguruan tinggi
  • Universitas sebanyak 2 buah
  • IKIP/STKIP sebanyak 42 buah
  • Akademik sebanyak 5 buah
  • STIE/STTL/STIK sebanyak 5 buah

Serikat Pekerja, organisasi ini harus memperjuangkannya  pemerintah. Itulah sebabnya YPLP-PGRI telah membentuk “Gugus Pemikir” (Think Tank).

Tugas dari gugus pemikir adalah mengupayakan peningkatan mutu lembaga pendidikan PGRI serta menyusun konsep dibidang pendidikan yang nantinya akan disampaikan oleh PGRI kepada pemerintah.

Gugus pemikir telah mencapai hasil diantaranya:

  • Universitas PGRI Yogyakarta telah berhasil membuat susunan Rancangan Penyempurnaan Sistem Pendidikan di Indonesia.
  • Bersama Universitas PGRI Adibuana Surabaya dan IKIP PGRI Semarang juga telah menghasilkan susunan rancangan RUU Perlindungan Guru.

 

  • DANA

 

 Suatu organisasi tidak akan menjadi kuat bila tidak ditopang oleh dana yang memadai.

Sehubungan dengan usaha pencarian dana tersebut sebaiknya diperhatikan saran-saran sebagai berikut:

  •     PGRI berupaya agar semua iuran anggota dapat masuk
  • Upaya pemasukan iuran anggota dengan check off system
  • PGRI sebaik mungkin mencari dana lain dari luar iuran anggota.
  • Pengurus harus lincah dan tanggap dalam rangka mencari dana bagi organisasi.
  • Para anggota harus terus disadarkan akan tanggung jawab dalam penyetoran iuran anggota
  • Peranan bendahara sangat penting dalam upaya menerima, menyimpan,membayar serta bertanggung jawab.
  • Meningkatkan koperasi guru
  • Mendirikan perusahaan dan sebagainya.

 

  • PEMBINAAN KEBEBASAN DAN HAK-HAK SERIKAT PEKERJA BIDANG PENDIDIKAN

 

Pada konggres WCOTP yang berlangsung di San Jero Costarica pada tahun 1990 para peserta konggres telah mendapatkan suatu kesimpulan dan akhirnya mencetuskan resolusi tentang pembinaan kebebasan professional dan hak-hak serikat pekerja sebagai berikut:

  • Kegembiraan akan kebebasan akademis, kebebasan professional, kebebasan untuk pelaksanaan keadilan sosial dan kebebasan
  • Sebagai pekerja para guru harus menikmati semua hak-hak serikat pekerja dijamin dengan standar perburuhan internasional.
  • Kebebasan Serikat Pekerja dalam hubungan dengan partai-partai politik, agama, dan lembaga-lembaga umum.
  • Organisasi-organisasi pekerja harus independen dalam soal dana, namun harus tranparan terhadap anggotanya.
  • SOSIALISASI DAN PELAKSANAAN SERIKAT PEKERJA

 

Sosialisasi tentang serikat pekerja dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

1. Dilakukan pada tiap pertemuan PGRI, misalnya pada setiap konferensi, seminar dan pelatihan PGRI

2. Memanfaatkan majalah PGRI yaitu majalah Suara Guru

3. Menerbitkan bulletin khusus PGRI yang memuat berbagai aspek serikat kerja

Pola dan mekanisme pelaksanaan serikat pekerja sudah universal misalnya pelaksanaan perjanjian kerjasama dan aksi demontrasi tahun 2000, merupakan pelaksanaan Serikat Pekerja dalam rangka mensukseskan perjuangan meningkatkan kesejahteraan guru dan peningkatan anggaran pendidikan.

 

 

 

  • PENUTUP

KESIMPULAN

 

 

 

 

 

 

 


Senin, 17 Januari 2011

Hakekat Manusia dan Pengembangannya

BAB I
HAKIKAT MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Potensi Kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga bagaimana pun wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga dan bukannya menjadi pohon jambu.
Tugas mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsip berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu (integrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia akan membentuk peta tentang karakter manusia. Peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi, metode, dan teknik, serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi transaksi di dalam interaksi edukatif. Dengan kata lain ,dengan menggunakan peta tersebut sebagai acuan seorang pendidik tidak mudah terkecoh ke dalam bentuk–bentuk transaksi yang patologi dan berakibat merugikan subjek terdidik.
Alasan kedua mengapa gambaran yang benar dan jelas tentang manusia itu perlu dimiliki oleh pendidik adalah karena adanya perkembangan sains dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, lebih-lebih pada masa mendatang. Memang banyak manfaat yang dapat diraih bagi kehidupan manusia darinya. Namun, di sisi lain tidak dapat dielakkan akan adanya dampak negatif, yang terkadang tanpa disadari sangat merugikan bahkan mungkin mengancam keutuhan eksistensi manusia, seperti ditemukannya bom kimia dan bakteri, video, dan DBS (Direct Broad-casting System) rekayasa genetika dan lain-lain yang digunakan secara tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, adalah sangat strategis jika pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan pada bagian pertama dari seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya.
Setelah mempelajari materi Bab I ini, Anda akan memahami karakter manusia yang membedakan manusia dengan hewan, dimensi-dimensi hakikat manusia dan pengembangan dimensi-dimensi tersebut. Selanjutnya memahami sosok manusia Indonesia se-utuh nya dan manusia sebagai makhluk serba terhubung. Dengan mengaji materi tersebut secara saksama, maka lebih khusus dan rinci Anda akan dapat :
  1. Menuliskan sifat- sifat hakikat manusia yang membedakannya dari hewan.
  2. Menjelaskan arti masing-masing sifat hakikat manusia tersebut.
  3. Menjelaskan hubungan antara sifat hakikat manusia dengan kebutuhan akan pendidikan.
  4. Menuliskan empat macam dimensi hakikat manusia.
  5. Mendeskripsikan ciri utama dari masing-masing dimensi hakikat manusia.
  6. Menjelaskan implikasi pendidikan dari masing–masing dimensi hakikat manusia.
  7. Membuat deskripsi tentang sosok manusia Indonesia se-utuh nya menurut GBHN.
  8. Menjelaskan manusia sebagai makhluk serba terhubung.
Untuk mencapai tujuan tersebut di bawah ini akan dikemukakan materi yang meliputi : arti dari wujud sifat hakikat manusia, dimensi-dimensi-nya, pengembangan dimensi tersebut, dan sosok manusia Indonesia se-utuh nya.

A. Sifat Hakikat ManusiaSifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat antropologi. Hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah sekadar soal praktik melainkan praktik yang berlandas dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya normatif. Bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis, dan universal tentang ciri hakiki manusia. Bersifat normatif karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuh kembangkan sifat hakikat manusia tersebut sebagai sesuatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan. Uraian selanjutnya akan membahas pengertian sifat hakikat manusia dan wujud sifat hakikat manusia.
  1. Pengertian Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakter, yang secara prinsip (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Meski pun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologis nya.
Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan dan menyusui anaknya, pemakan segala, dan adanya persamaan metabolisma dengan manusia.

2. Wujud Sifat Hakikat Manusia
 
Pada bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham eksistensialisme, dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan yaitu :
  • Kemampuan menyadari diri;
  • Kemampuan bereksistensi;
  • Pemilikan kata hati;
  • Moral;
  • Kemampuan bertanggung jawab;
  • Rasa kebebasan (kemerdekaan);
  • Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak;
  • Kemampuan menghayati kebahagiaan.
B. Dimensi- Dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunggulan,dan Dinamika nya

Pada butir A telah diuraikan sifat hakikat manusia. Pada bagian ini sifat hakikat tersebut akan dibahas lagi dimensi-dimensi nya atau ditilik dari sisi lain. Ada 4 macam dimensi yang akan dibahas, yaitu :
  1. Dimensi Individualistis
  2. Dimensi Sosial
  3. Dimensi Kesusilaan
  4. Dimensi Keberagamaan

1. Dimensi Individual

Lysen mengartikan individu sebagai “orang-seorang”, sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide).
Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi. (Lysen, Individu dan Masyarakat: 4.) Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain, atau menjadi (seperti) dirinya sendiri.

2. Dimensi Sosial
Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialistis. Demikian kata M.J Langeveld (M.J.Langeveld,1955:54). Pernyataan tersebut diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat saling komunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya terkandung unsur saling memberi dan menerima.

3. Dimensi Kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi . Akan tetapi, di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu misalnya terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertian susila berkembang sehingga memiliki perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih.

4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia makhluk religius. Sejak dahulu kala, sebelum mengenal agama mereka telah percaya bahwa di luar alam yang dapat dijangkau dengan perantaraan alat indra nya, diyakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini. Untuk dapat berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada kekuatan tersebut diciptakan lah mitos-mitos. Misalnya, untuk meminta sesuatu dari kekuatan-kekuatan tersebut dilakukan bermacam-macam upacara, menyediakan persembahan-persembahan dan memberikan korban-korban. Sikap dan kebiasaan yang membudaya pada nenek moyang kita seperti itu dipandang sebagai embrio dari kehidupan manusia dalam beragama.

C . Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia

Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam wujud potensi, belum ter-aktualisasi menjadi wujud kenyataan atau “aktualisasi”. Dari kondisi “potensi” menjadi wujud aktualisasi terdapat rentang proses yang mengundang pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasanya. Seseorang yang dilahirkan dengan bakat seni misalnya, memerlukan pendidikan untuk diproses menjadi seniman terkenal. Setiap manusia lahir dikaruniai “naluri” yaitu dorongan-dorongan yang alami (dorongan makan, seks, mempertahankan diri, dan lain-lain). Jika seandainya manusia dapat hidup hanya dengan naluri maka tidak bedanya ia dengan hewan. Hanya melalui pendidikan status hewani itu dapat diubah ke arah status manusiawi. Meski pun pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi dalam pelaksanaannya mungkin saja bisa terjadi kesalahan –kesalahan yang lazimnya disebut salah didik. Hal demikian bisa terjadi karena pendidik itu adalah manusia biasa, yang tidak luput dari kelemahan-kelemahan. Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu :
  1. Pengembangan yang utuh, dan
  2. Pengembangan yang tidak utuh

1. Pengembangan yang Utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.

2. Pengembangan yang Tidak Utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesusilaan didominasi oleh pengembangan dimensi individualis atau pun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Demikian pula secara vertikal ada domain tingkah laku yang terabaikan penanganan nya.

D. Sosok Manusia Indonesia Se utuh nya

Pengertian manusia utuh sudah digambarkan pada butir C.1. Sosok manusia Indonesia se utuh nya telah dirumuskan di dalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan manusia Indonesia se utuh nya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, atau pun kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab, atau rasa keadilan, melainkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara keduanya. Selanjutnya juga diartikan sebagai keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa, dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dengan kebahagiaan di akhirat.


BAB II
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

A. Pengertian Pendidikan

1. Batasan tentang Pendidikan

Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasi nya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasi nya.

  1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
  2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
  3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
  4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
  5. Definisi Pendidikan Menurut GBHN
2. Tujuan dan Proses Pendidikan

a. Tujuan Pendidikan
 Tujuan Pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia. Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat pada:
  1. Undang-undang No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang se utuh nya yaitu yang beriman dan dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.

  2. Tujuan Pendidikan nasional menurut Ketetapan MPR NO II/MPR/1993 yaitu  Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, memiliki kinerja profesional serta sehat jasmani dan rohani.

    Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.

  3. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatif dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam UUD 1945, Bab II (Pasal 2, 3, dan 4)
b. Proses Pendidikan

standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara berencana atau di desain dalam pelaksanaan pembelajaran
Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Komponen-komponen dalam Standar Proses Pendidikan:
  1. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
  1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Berikut ini syarat-syarat terlaksananya suatu proses pembelajaran.
  1. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan be­lajar adalah:
1)      SD/MI : 28 peserta didik
2)      SMP/MT : 32 peserta didik
3)      SMA/MA : 32 peserta didik
4)      SMK/MAK : 32 peserta didik.
  1. Beban kerja minimal guru
1)      beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pem­belajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksana­kan tugas tambahan;
2)      beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada 1) di atas adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
  1. Buku teks pelajaran
1)      buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh se­kolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku­ buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2)      rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran;
3)      selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku refe­rensi dan sumber belajar lainnya;
4)      guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di per­pustakaan sekolah/madrasah.
  1. Pengelolaan kelas
3.      Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian dilakukan oleh pendidik terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis, dan ter-program dengan menggunakan tes dalam bentuk tertulis atau lisan, dan non tes dalam bentuk pengamatan kerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, porto folio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
4. Pengawasan Proses Pembelajaran
Pemantauan
  1. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
  2. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
  3. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh penyelenggara program, penilik, dan/atau dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
Supervisi
  1. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
  2. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.
  3. Kegiatan supervisi dilakukan oleh penyelenggara program, penilik, dan/atau dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
Evaluasi
  1. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
  2. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
1)      membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dengan standar proses pendidikan kesetaraan,
2)      mengidentifikasi kinerja pendidik dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi peserta didik.
  1. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja pendidik dalam proses pembelajaran.
  2. Kegiatan evaluasi dilakukan oleh penyelenggara program, penilik, dan/atau dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.
Tindak lanjut
  1. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada pendidik yang telah memenuhi standar.
  2. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada pendidik yang belum memenuhi standar.
  3. Pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
4. Kemandirian dalam Belajar
a. Arti dan Prinsip yang melandasi
b. Alasan yang Menopang
Serempak dengan perkembangan iptek ada beberapa alasan yang memperkuat konsep kemandirian dalam belajar. Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988: 14-16) mengemukakan alasan sebagai berikut:
1) Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi para pendidik (khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta didik.
2) Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%,sifatnya relatif. Semua teori mungkin tertolak dan gugur setelah ditemukan data baru yang sanggup membuktikan kekeliruan teori tersebut. Sebagai akibatnya muncullah lagi teori baru pada dasarnya kebenarannya juga bersifat relatif.
Konsep dasar kemanusiaan dalam belajar sebagaimana dikemukakan itu membawa implikasi kepada konsep pembelajaran, peranan pendidik khususnya guru, dan peranan peserta didik.
B. Unsur – Unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal,yaitu :
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

C. Pendidikan sebagai Sistem
1. Pengertian Sistem

a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau reorganisasi; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10.)

2. Komponen dan Saling Hubungan Antara Komponen dalam Sistem pendidikan
  1. Sistem baru merupakan masukan mentah (raw input) yang akan diproses menjadi tamatan (out put)
  2. Guru dan tenaga nonguru, administrasi sekolah,kurikulum,anggaran pendidikan,prasarana dan sarana merupakan masukan instrumental (instrumental input) yang memungkinkan dilaksanakanya pemrosesan masukan mentah menjadi tamatan.
  3. Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar,kependudukan,politik dan keamanan Negara merupakan factor lingkungan atau masukan lingkungan (environmental input) yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap berperanya masukan instrumental dalam pemrosesan masukan mentah.

3.Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sistem lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Di bagian terdahulu digambarkan faktor ekonomi,politik,social,budaya sebagai komponen masukan lingkungan (environmental input) dari system pendidikan.

4. Pemecahan Masalah Pendidikan Secara Sistematik
  1. Cara Memandang Sistem
  2. Masalah Berjenjang
  3. Analisis Sistem dalam Pendidikan
  4. Saling Hubungan Antar komponen
  5. Hubungan Sistem dengan Suprasistem.
  6. Proses dan Tujuan Sistem Pendidikan

5. Keterkaitan Antara Pengajaran dan Pendidikan
Pengajaran (Instruction)
- Lebih menekankan pada
penguasaan wawasan dan
pengetahuan tentang bidang
/program
tertentu seperti pertanian,
kesehatan,dan lain-lain.
- Makan waktu relative pendek.
- Metode lebih bersifat rasional, teknis praktis.
Pendidikan (Education)
- Lebih menekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai-nilai).
- Makan waktu relatif panjang.
- Metode lebih bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi.

6. Pendidikan Prajabatan (Preservice Education) dan Pendidikan dalam Jabatan (Inservice Education) sebagai Sebuah Sistem
7. Pendidikan Formal, Non-Formal, dan Informal sebagai Sebuah Sistem
Pendidikan formal (PF) yang sering disebut pendidikan persekolahan,berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku.Bisa juga disebut pendidikan prasekolah,dasar (Pra – Elementary School).

BAB III
LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
SERTA PENERAPANNYA

A. Landasan Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di mana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyrakat tertentu. Pendidikan sebagai disiplin ilmu tersendiri dan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistematis selalu bertolak dari sejumlah landasan. Landasan tersebut antara lain:


1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis berkaitan dengan makna dan hakikat pendidikan yang berusaha menelaah masalah pokok seperti:
  • Apakah pendidikan
  • Mengapa pendidikan itu perlu
  • Kapan dan di mana pendidikan dilaksanakan.
  • Apakah tujuan pendidikan? 
Falsafah atau philosophy bersumber dari bahasa yunani, philein berarti mencintai dan suphos berarti arif atau bijaksana. Falsafah menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual. Hasilnya berupa konsep-konsep tentang kehidupan di dunia. Falsafah bersumber pada:
  1. agama dan etika yang bertumpu pada keyakinan
  2. ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada penalaran.
istilah falsafah dapat digunakan dalam dua pendekatan
  1. filsafat sebagai kelanjutan berpikir ilmiah 
  2. filsafat sebagai kajian formal
 selanjutnya dalam perkembangan filsafat pendidikan tidak hanya menganut satu aliran filsafat tersebut di atas. tetapi mengikuti beberapa aliran, pada akhirnya ada 4 aliran filsafat terbesar yang memengaruhi pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan, yaitu:

ESENSIALISME
dalam dunia pendidikan aliran esensialisme di lapangan menggunakan dua filsafat idealisme dan realisme, hanya dipasang tidak lebur. dengan berpegang pada yang esensi inti atau pokok, esensialisme menentukan bahwa:
  1. mata pelajaran sejarah menggunakan dasar idealisme, sedangkan ilmu pengetahuan lain menggunakan realisme.
  2. memisahkan mata pelajaran teoritis yang disebut liberal arts, dan mata pelajaran praktik disebut practical arts.
  3. kurikulum SD berintikan 3 ketrampilan dasar (basic skill) yakni the 3's terdiri dari reading, writting, dan arithmatic.
2. Landasan Sosiologis
Pengertian tentang Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri.

3. Landasan Kultural
a. Pengertian tentang Landasan Kultural
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar.
Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat berwujud :
(1) Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya.
(2) Kelakuan berpola dari manusia dalam masyrakat, dan
(3) Fisik yakni benda hasil karya manusia.

4. Landasan Psikologis
a. Pengertian tentang Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapanya dalam bidang pendidikan, umpama pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi , urutan, dan ciri – cirri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
a. Pengertian tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing, yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi, serta istilah lain yang terkait dengannya.

B. Asas- Asas Pokok Pendidikan
1. Asas Tut Wuri Handayani
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
3. Asas Kemandirian dalam Belajar


BAB IV
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI
TERHADAP MASYRAKAT MASA DEPAN

A.Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.
Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan. Beberapa diantaranya yang dibahas selanjutnya adalah

1. Kecenderungan globalisasi yang makin kuat
2. Perkembangan iptek yang makin cepat.
3. Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat.
4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia. Keseluruhan hal itu telah mulai tampak perananya di masa depan.
B.Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan
1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
2.Upaya Mengantisipasi Masa Depan

BAB V
PENGERTIAN,FUNGSI,DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan masyrakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan itu, baik sendiri –sendiri maupun bersama-sama, merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu.


BAB VI
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

Berkaitan dengan kemampuan dan kekuatan pendidikan, dikenal beberapa aliran.
  1. aliran Nativisme yang beranggapan bahwa pengaruh pada anak didik tidak berdaya karena anak dilahirkan dengan sejumlah kemampuan da kepribadian bawaan yang tidak bisa diubah lewat pendidikan. tokoh yang terkenal adalah Schopenhouer. jadi pendidikan di sini tidak perlu.
  2. aliran Empirisme anggapan yang menyatakan bahwa anak dilahirkan sebagai kertas putih (teori tabula rasa) maka pendidikan sangat berkuasa. anak bisa dicetak menjadi apa saja tergantung pendidikan. tokoh yang terkenal adalah John Locke.
  3. aliran Konvergensi, William Stern berpendapat bahwa anak menjadi dewasa sebagai hasil perpaduan antara bawaan, pendidikan, dan lingkungan.
  4. aliran Romantik, JJ Rousseou mengatakan bahwa pendidikan harus mengembalikan ke alam. jadi pendidikan yang tepat adalah pendidikan alam. pendidikan juga harus berpihak pada anak karena buka orang dewasa yang berbentuk kecil. aliran romantik disebut pula aliran naturalisme.
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu,kini,dan masa yang akan dating terus berkembang.Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni Taman Siswa dan INS Kayu Tanam.


BAB VII
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu demikian luas, pertam karena sifat sasaranya yaitu manusia sebagai makhluk misteri, kedua karena usaha pendidikan harus mengantisipasi ke hari depan yang tidak segenap seginya terjangkau oleh kemampuan daya ramal manusia.
Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan.
Pada jenjang pendidikan menengah dan terutama pada jenjang pendidikan tinggi, kebijakan pemerataan didasarkan atas pertimbangan kualitatif dan relevansi, yaitu minat dan kemampuan anak, keperlan tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat, kebudayaan,ilmu, dan teknologi.


BAB VIII
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

A. Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan dating.
a.Jalur Pendidikan
Penyelenggaraan Sisdiknas dilaksanakan melalui dua jalur yaitu, jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah yang sering disingkat dengan PLS.
1) Jalur Pendidikan Sekolah
2) Jalur Pendidikan Luar Sekolah
c. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran (UU RI No. 2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5).
1) Jenjang Pendidikan Dasar
2) Jenjang Pendidikan Menengah
Universitas ialah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.
Muatan local adalah Lampiran Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan muatan local adalah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah.
Lingkungan alam meliputi :
1) Daerah pantai.
2) Daratan rendah.
3) Daratan tinggi.
4) Pegununggan/gunung.
Pola Kehidupan yaitu :
1) Perikanan darat dan laut.
2) Peternakan.
3) Persawahan.
4) Perladangan.
5) Perdagangan, termasuk di dalamnya jasa.
6) Industri kecil, termasuk didalamnya industri rumah tangga.
7) Industri besar.
8) Pariwisata.
B. Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional
1. Jenis Upaya Pembaruan Pendidikan
a. Pembaruan Landasan Yuridis
b. Pembaruan Kurikulum
c. Pembaruan Pola Masa Studi
d. Pembaruan Tenaga Kependidikan

2. Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional



BAB IX
PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN

A.Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
B. Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
1. Segi Sasaran Pendidikan
2.Segi Lingkungan Pendidikan
1) Lingkungan Keluarga
2) Lingkungan Sekolah
3) Lingkungan Masyarakat
3. Segi jenjang Pendidikan
4. Segi Pembidangan Kerja Atau Sektor Kehidupan

C. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
Pada bagian ini akan dikemukakan dua hal , yaitu :
1. Mengapa sistem pendidikan harus dibangun
2. Wujud pembangunan sistem pendidikan

A) Hubungan Antar Aspek-aspek
B) Aspek Filosofis Keilmuan



M.J Langeveld menyatakan bahwa mempelajari ilmu mendidik berarti mengubah diri sendiri. Artinya dengan mempelajari ilmu mendidik seseorang dapat membenahi tindakan- tindakannya sehingga terhindar dari kesalahan- kesalahan mendidik.
Konsep humanism degan pasang surutnya serta pergesaran- pergeseran tekanan dari zaman kuno, abad tengah, zaman Renaissanse hingga dewasa ini memberikan sumbangan yang sangat berarti kepada pendidikan dalam membangun dirinya. Dewasa ini humanis me meniupkan angin segar terhadap pendidikan yang bersasaran peserta didik sebagai pribadi yang otonom. Paham humanisme member sumbangan terhadap bagaimana seyogianya memandang peserta didik secara benar dan sehat.

C) Aspek Yuridis
a) Isi UU RI No.2 Tahun 1989
b) Sifat UU RI No. 2 Tahun 1989 lebih fleksibel .dp. UU No. 4 /1950 dan UU No. 22/61.

D) Aspek Struktur

E) Aspek Kurikulum



Rangkuman

Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Mula- mula membangun manusianya, selanjutnya manusia yang sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya pembangunan.
Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran lingkungan fisik maupun yang bersasaran lingkungan sosial yaitu diri manusia itu sendiri.

Minggu, 16 Januari 2011

Makalah Bioteknologi dan Konservasi

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang cepat memberikan pengaruh pada pola kehidupan manusia. Bagaimanapun tidak dapat dipungkiri bahwasanya sebagian besar aspek kehidupan manusia telah memanfaatkan teknologi. Bioteknologi adalah salah satu jenis teknologi yang sedang berkembang pesat saat ini. Bioteknologi menjadi salah satu kebutuhan bagi kehidupan manusia dan memberikan manfaat yang sangat besar. Salah satu manfaat dari bioteknologi yang dapat dirasakan oleh manusia adalah penggunaan bioteknologi dalam industri pangan.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh sederhana, di bidang industri pangan adalah pembuatan roti, bir, tempe dan keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19.
Bioteknologi saat ini semakin berkembang dan bervariasi. Hal ini merupakan sebuah potensi yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi manusia. Secara tidak langsung bioteknologi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan hidup manusia juga. Akan tetapi, perlu kita sadari bahwa perkembangan bioteknologi yang bervariasi ini belum dapat menjamin peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Karena masih banyak masyarakat yang tingkat perekonomiannya rendah sehingga penggunaan bioteknologi belum dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Namun demikian, banyaknya penggunaan hasil-hasil bioteknologi belum diimbangi dengan pengetahuan masyarakat tentang pengertian dari bioteknologi. Jadi masyarakat hanya memanfaatkan hasil-hasil dari bioteknologi tanpa mengetahui secara pasti apa itu bioteknologi.
Bergerak dari hal-hal tersebut di atas maka melalui makalah ini kami menyusun makalah dengan judul bioteknologi dan konservasi.
B. Rumusan Masalah.
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari bioteknologi dan konservasi serta jenis-jenis bioteknologi dan konservasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan rekayasa genetika dan teknologi DNA?
3. Apakah permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia meliputi bioteknologi?
4. Bagaimanakah cara melestarikan alam dan perlindungan terhadap alam yang dapat dilakukan oleh manusia?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka kita dapat mengambil tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pengertian bioteknologi dan konservasi.
2. Mengetahui jenis-jenis bioteknologi dan konservasi.
3. Mengetahui tujuan dari bioteknologi dan konservasi.
4. Mengetahui tentang rekayasa genetika dan teknologi DNA.
5. Mengetahui upaya untuk menanggulangi masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia.



BAB II
PEMBAHASAN BIOTEKNOLOGI


A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa (Goenadi & Isroi, 2003).
Dalam pengertian popular, bioteknologi dapat diartikan sebagai penerapan teknik-teknik yang sesuai untuk mendayagunakan organisme (sel, jaringan makhluk hidup) dalam rangka memperoleh hasil yang diinginkan. Bioteknologi dapat dikatakan juga sebagai penggunaan atau pengubahan sel-sel atau senyawa/molekul biologi untuk aplikasi khusus. Aspek dari bioteknologi yang menangani proses-proses yang melibatkan mikroorganisme disebut bioteknologi mikroba.
Secara umum Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Adapun secara ilmiah bioteknologi dapat didefenisikan sebagai pendekatan ilmiah interdisiplin ilmu untuk mendayagunakan mikroorganisme, tanaman dan hewan dalam rangka menghasilkan produk yang dapat berupa senyawa kimia. Juga bahkan dengan menghasilkan individu-individu dengan peta genetika baru dengan sifat unggul. Sifat-sifat unggul yang dimaksud adalah produktifitasnya tinggi, mampu hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrim, dan tahan penyakit.
Namun demikian, berkembangnya bioteknologi harus diimbangi dengan pelindungan dah pelestarian yang sesuai. Hal utama yang harus kita lakukan adalah melakukan konservasi secara konsisten dan berkesinambungan.
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, konservasi adalah upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya, dengan berupaya untuk melindungi dan mengelola secara hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konservasi terhadap bioteknologi adalah melindungi dan melestarikan segala aktivitas yang berkaitan dengan proses pemanfaatan biologi atau organisme sehingga pelaksanaan bioteknologi dapat dilakukan dengan efisien dan terkontrol agar dampak yang ditimbulkan dari penerapan bioteknologi tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

B. Sejarah dan Perkembangan Bioteknologi
Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto, 1998).
Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :
1. Periode bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M )
Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM).

2. Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M)
Periode ini ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :
Tahun 1670 : Usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikroba di Rio Tinto, Spanyol.
Tahun 1686 : Penemuan mikroskop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi manusia pertama yang dapat melihat mikroba.
Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikroba dalam makanan dan minuman.
Tahun 1890 : Alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
Tahun 1897 : Penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner.
Tahun 1912 : Pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.
Tahun 1915 : Produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri.
Tahun 1928 : Penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming
Tahun 1994 : Produksi besar-besaran penisilin.
Tahun.1953 : Penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson .

3. Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)
Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan). Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal pada tahun 1976, diberikannya izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall pada tahun 1980.
Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. Insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.
Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas dimanfaatkan, hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus berevolusi (Gambar 1).

Gambar 1. Gradien Bioteknologi (dimodifikasi dari Doyle dan Presley, 1996).


Pemanfaatan biodecomposer dapat mempercepat proses pengomposan menjadi 2-3 minggu. Selain itu, sebagian mikroba bahan aktif biodecomposer yang masih tertinggal di dalam kompos juga berperan sebagai musuh alami penyakit jamur akar atau busuk pangkal batang. Aplikasi biofertilizer ke dalam tanah, dapat meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah, sehingga ketersediaan hara berlangsung optimum dan dosis pupuk konvensional dapat dikurangi tanmpa menimbulkan penurunan produksi tanaman dan tanah. Mikroba juga telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Upaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang terkena polusi herbisida tersebut telah dilakukan. Salah satu teknologi alternatif untuk tujuan tersebut adalah melalui bioremediasi. Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali.

C. Jenis-jenis Bioteknologi
Berdasarkan periode panggunaannya. Ada dua jenis bioteknologi yakni bioteknologi lama atau bioteknologi konvensional dan bioteknologi baru atau bioteknologi modern. Perbedaan dari dua jenis bioteknologi dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi lama atau lazim disebut dengan bioteknologi konvesional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai bahan untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan melalui proses kimiawi, respirasi dan fermentasi. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup / mikroorganisme secara langsung terhadap bahan baku dan belum tahu adanya penggunaan enzim.
Contoh dari bioteknologi konvensional dalam industri pengolahan bahan makanan antara lain:
- Pengolahan produk susu
Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega.
Yoghurt
Yoghurt adalah bahan makanan yang berasal dari susu sapi, yang merupakan hasil pemeraman susu dalam bentuk mirip bubur atau es krim yang mempunyai rasa agak asam sebagai hasil fermentasi oleh bakteri-bakteri tertentu. Pembuatannya telah berevolusi dari pengalaman beberapa abad yang lalu dengan membiarkan susu yang tercemar secara alami menjadi masam pada suhu tinggi.
Yoghurt merupakan air susu yang mengalami pengentalan dan rasanya sedikit asam, dengan komposisi kadar lemak 3,7%, laktosa 3,5%, air 87,3%, keasaman asam laktat 0,83% dan total solid 2,7%. Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu pada suhu 85 OC selama 15 menit. Kemudian didinginkan hingga suhu turun mencapai + 43 OC. Selanjutnya sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah 20 gram/liter susu, selanjutnya diperam + 5 jam pada temperatur 45O C. Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan diberi cita rasa. Yogurt yang sudah jadi disimpan pada suhu + 5 OC untuk menjaga keawetannya.
Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus sp, dan Streptococcus sp. Bakteri tersebut berfungsi memfermentesikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat.
Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90 OC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30 OC. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32 OC – 42 OC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.
Mentega
Mentega adalah produk olahan susu yang bersifat plastis, diperoleh melalui proses pengocokan (Churning) sejumlah krim. Bila cream separator tidak ada, pemisahan krim dapat dilakukan dengan cara berikut: susu segar dimasukkan kedalam wadah yang bermulut lebar dan disimpan di lemari pendingin yang bersuhu 5-10OC selama 12 jam. Lapisan krim yang berwarna kuning akan berada dibagian permukaan, krim ini dapat diambil dengan sendok atau dengan memasukkan selang plastik kedasar wadah dan menyedot serumnya hingga yang tertinggal hanya krimnya.
Mentega yang baik harus mengandung lemak minimal 80%. Kadar air maksimal 16%, kadar protein maksimal 1% dan MSNF (Milk Solids-Non-Fat) tidak lebih dari 2%. Warna Kuning pada mentega disebabkan oleh zat warna β karoten dalam krim. Nilai gizi mentega banyak tergantung pada kandungan lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan makanan yang berenergi tinggi (7-9 kalori/g), tidak mengandung laktosa dan mineral serta berprotein rendah.
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectono stoceremoris. bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
Lemak mentega sebagian besar terdiri dari asam palmitat, oleat dan stearat serta sejumlah kecil asam butirat dan asam lemak sejenis lainnya. Bahan lain yang terdapat dalam jumlah kecil adalah vitamin Air susu, E, dan D serta sebagai flavour adalah diasetil, lakton, butirat dan laktat.

- Produk makanan nonsusu
Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur Aspregillus oryzae dibiakan pada kulit gandum terlebih dahulu. Jamur Aspregillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. setelah proses fermantasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah kebawah sehingga masyarakat merasa gengsi memasukan tempe sebagai salah satu menu makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat di dalam maupun di luar negri. Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, tergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan 4 jenis kapang dari genus Rhyzopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus sotolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai memfermentasikan menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.
Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung atau glukosa (C6H12O6) menjadi alkohol (2C2H5OH).

Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)

Dijabarkan sebagai:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)

Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.

2. Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi mungkin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang. Beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut:
- Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyakcara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid,dan rekombinasi DNA.
Prosedur rekayasa genetika secara umum meliputi:
1. Isolasi gen.
2. Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik.
3. Mentrasfer gen tersebut ke organisme baru.
4. Membentuk produk organisme transgenik.

a. Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu baru dengan sifat yang sesuai dengan inti yang diterimanya.
Transplantasi inti pernah dilakukan terhadap sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak sel dan diambil intinya.
Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama.
b. Fusi sel
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami).
Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di dalam fusi sel diperlukan adanya:
1) Sel sumber gen (sumber sifat ideal)
2) Sel wadah (sel yang mampu membelah cepat)
3) Fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
c. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari sumber yang berbeda. Dengan teknologi ini, DNA dari jenis yang berbeda dipotong, disambung kembali, disiapkan ke dalam bakteri atau sel macam lain yang dapat mereplikasi DNA-nya dan DNA asing, kemudian membagi diri. Dengan demikian, populasi bakteri (atau sel jenis lain) yang besar dapat menghasilkan molekul-molekul DNA rekombinan dalam kuantitas besar yang bermanfaat untuk manusia.
Teknologi DNA rekombinan muncul karena yang semakin luas dan mendalam mengenai proses molekuler dari bakteri. Setiap sel bakteri memiliki DNA berbentuk sirkular dengan semua gen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi.
d. Teknologi plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di luar kromosomnya. Banyak bakteri juga memiliki plasmid, yaitu berupa molekul DNA ekstra berbentuk sirkular dan berukuran kecil dengan hanya beberapa gen. Plasmid memiliki kemampuan untuk mengkopi dirinya sendiri tanpa bergantung pada replikasi DNA sel bakteri.
Kadang-kadang plasmid dapat dipindahkan dari suatu bakteri ke bakteri lainnya. Ada pula yang mampu terintegrasi ke dalam kromosom dari organism lain, sehingga replikasinya berada dibawah pengawasan kromosom organism yang bersangkutan.


Jadi dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat plasmid, antara lain:
a) Merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu
b) Dapat beraplikasi diri
c) Dapat berpindah ke sel bakteri lain
d) Sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke dalam sel target.
e. Kloning gen
Kloning gen adalah teknik dasar dari sebagian besar rekayasa genetika, dan tujuannya adalah untuk mengisolasi sejumlah gen khusus yang murni. Umumnya ini dilakukan di dalam bakteri dan menggunakan vektor kloning, antara lain suatu plasmid atau suatu virus bakteri (bakteriofag) .
Kloning gen dapat dibagi ke dalam beberapa langkah, yaitu:
1) Mengisolasi dan memfragmentasi DNA sumber/awal. DNA umumnya dipotong dengan enzim restriksi, sehingga dihasilkan fragmen-fragmen atau potongan DNA.
2) Menyambungkan fragmen restriksi tersebut kepada suatu vektor kloning dengan menggunakan enzim DNA ligase. Vektor kloning adalah elemen genetik yang digunakan untuk mereplikasi gen, misal plasmid.
3) Menginkorporasi vektor kloning yang mengandung fragmen DNA tersebut ke dalam suatu inang. DNA rekombinan dapat diinkorporasi ke dalam inang melalui teknik transformasi, atau menggunakan virus bakteri (bakteriofag)
4) Mendeteksi dan memurnikan klon yang diinginkan.
5) Menghasilkan sejumlah besar sel atau bakteriofag yang mengandung klon yang diinginkan. Klon kemudian diisolasi dan dilakukan penelitian DNA klon.



Bioteknologi juga memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:
• Bioteknologi merah (red biotechnology)
Adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioeknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.
• Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology)
Adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir/ragi, enzim-enzim juga organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkakan efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir.
• Bioteknologi hijau (green biotechnology)
Mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknoogi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen).


• Bioteknologi biru (blue biotechnology)
Disebut juga bioteknologi akuatik/perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.

D. Ilmu-ilmu yang Mendukung Bioteknologi.
Dalam perkembangannya, bioteknologi secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam beberapa sumber ilmu. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi diantaranya sebagai berikut:
1. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani (micros: kecil, bios: hidup, dan logos: pengetahuan) sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisma, mikrobia, mikroba, jasad renik atau protista.
Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, anatara lain mengkaji tentang:
a) Karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan.
b) Karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang mampu hidup bebas, khususnya bakteri.
c) Keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul macam-macam mikroorganisme.
d) Keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
e) Peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi.
f) Bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam memahami proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia.
2. Biokimia
Biokimia adalah kimia mahluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
Saat ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.
3. Genetika
Genetika (dari bahasa Yunani “genno” yang berarti "melahirkan") merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. Nama "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
4. Biologi sel
Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah") adalah ilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
5. Enzimologi.
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat.
6. Virologi
Virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi.

E. Peranan dan Manfaat Bioteknologi
1. Peran bioteknologi dalam bidang industri.
Pengembangan bioteknologi industri terutama ditujukan untuk pengembangan proses lebih bersih, pengurangan biaya proses produksi dan penciptaan produk baru.
Prioritas program antara lain:
a. Pengembangan galur unggul yang potensial untuk industri, pengembangan metoda dan teknik untuk meningkatkan produktivitas dalam peningkatan skala produksi.
b. Pengembangan rekayasa proses hilir untuk proses separasi dan pemurnian dalam industri pengolahan
c. Pemeliharaan dan pengembangan kearifan lokal yang mempunyai nilai tambah.
d. Peningkatan industri manufaktur yang kompetitif yang mendukung bioproses
e. Pengembangan produk dan proses baru yang efisien yang dapat mengurangi biaya produksi dan menurunkan tingkat percemaran
f. Pengembangan metoda untuk monitoring dan kontrol bioproses di industri.
g. Pengembangan biomaterial, biomimetik, biomembran, bioplastik dan lain lain.
Perkembangan biologi khususnya pada cabang zoologi, botani, taksonomi, biokimia, mikrobiologi, dan bioteknologi, manusia telah berhasil menemukan berbagai bagian tubuh tumbuhan atau hewan yang dapat diolah menjadi bahan baku industri.
Berikut ini adalah contoh-contoh pemanfaatan bioteknologi pada bidang industri :
1. Ditemukannya kandungan gula yang cukup tinggi pada batang tebu, menyebabkan berkembangnya pabrik pengolahan tebu menjadi gula.
2. Diketahuinya bahwa serabut biji kapas dan bulu domba dapat diolah menjadi benang, dan kepompong ulat sutera dapat diolah menjadi benang sutera, maka berkembanglah industri tekstil/kain, kain wol dan kain sutera.
3. Dengan berkembangnya mikrobiologi, telah diketahui berbagai struktur dan sifat-sifat dari berbagai jenis mikroba/jasad renik, baik yang menguntungkan maupun yang bersifat patogen (menyebabkan penyakit), maka berkembanglah industri obat-obatan, makanan/ minuman yang berkhasiat obat. Contoh dalam industri makanan antara lain yoghurt, kecap, tempe, oncom, keju, roti, dan nata de coco, serta minuman anggur.

Gambar 2. Yoghurt yang dibuat dengan menggunakan Bakteri Lactobacillus.
4. Dalam industri obat-obatan, telah diketahui sifat-sifat bakteri Escherichia coli yang ternyata dapat dibuat/disintesis menjadi insulin. Insulin ini sangat berguna bagi penderita penyakit Diabetes Melitus pada manusia.

Gambar 3. Insulin untuk penderita diabetes melitus yang di produksi oleh bakteri E.coli.
5. Contoh perkembangan mikrobiologi dalam industri obat-obatan lainnya adalah pada industri pembuatan antibiotik dan vaksin. Macam-macam antibiotik yang sudah berhasil dibuat antara lain adalah: Penisilin (dibuat dari jamur Penicillium), Sefalosporin (dihasilkan oleh jamur Cephalosporium), dan Tetrasiklin (dihasilkan oleh jamur Streptomycin).

Gambar 3. Berbagai jenis antibiotik.
Selain itu, masih banyak lagi peranan bioteknologi dalam bidang industry, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Asam sitrat
Mikroba : Aspergillus niger
Bahan : tetes gula dan sirup
Fs. Asam Sitrat : pemberi citarasa, pengemulsi susu, dan antioksidan. Umumnya asam ini banyak terdapat pada jeruk.
2. Vitamin
- B1 oleh Assbya gossipii
- B12 oleh Propionibacterium sp, dan Pseudomonas sp,
3. Enzim
a. Amylase
Amilase digunakan dalam produksi sirup, kanji, glukosa.
Glukosa isomerase dapat mengubah amilum menjadi fruktosa. Fruktosa digunakan sebagai pemanis makanan menggantikan sukrosa. Mikroba yang berperan antara lain adalah Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, Bacillus subtilis.
b. Protease
Enzim ini digunakan antara lain dalam produksi roti, bir. Protease proteolitik berfungsi sebagai pelunak daging dan campuran deterjen untuk menghilangkan noda protein. Mikroba yang berperan antara lain Aspergillus oryzae, Bacillus subtilis.
c. Lipase
Antara lain dalam produksi susu dan keju untuk meningkatkan cita rasa. Mikroba yang berperan adalah Aspergillus niger, Rhizopus sp
d. Asam Amino
- Asam glutamat merupakan bahan utama MSG (Monosodium Glutamat)
- Lisin merupakan asam amino esensial yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh ternak.
Mikroba yang berperan dalam pembuatan asam glutamat dan lisin adalah Corynobacterium glutamicum.

2. Peran bioteknologi dalam peternakan.
Tujuan penerapan bioteknologi dalam peternakan adalah:
1. Meningkatkan produktivitas ternak dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.
2. Pemanfaatan teknologi tanpa merusak / memusnahkan sumber hayati local (pelestarian plasma nuftah)
Teknologi yang diterapkan dalam bidang peternakan menyangkut :
1. Inseminasi Buatan
- Dikenal sudah lebih 50 tahun yang lalu
- Dikembangkan untuk mengatasi penyakit kelamin
- Untuk seleksi intensip bagi pejantan unggul yang digunakan sebagai sumber mani beku/encer
2. Transper Embrio
- Lebih dari 20 tahun yang lalu
- Metode pemanenan, penyimpanan dan implantasi embrio (sapi)
- Keuntungan meningkatkan tingkat reproduksi dari sapi betina yang terpilih (Betina Donor) artinya secara genetic sapi-sapi betina unggul dapat menyumbangkan keungggulanya pada program pemuliaan.
- Tehniknya dinamakan MOET (Multiple Ovulation Embrio Transper) adalah teknologi gabungan antara lain superovulasi, fertilisasi, pemanen embrio, pembekuan embrio, dan transper embrio
- Keuntungannya adalah meningkatkan jumlah keturunan yang dihasilkan oleh betina hasil seleksi. Peningkatan populasi dasar species langka dan peningkatan laju perbaikan genetik dalam program pemuliaan termasuk menunjang konservasi sumber genetic hayati.
- Transper embrio juga digunakan untuk tujuan tertentu seperti perluasan yang cepat dari stok genetic yang jarang, dan mengurangi biaya transport dibandingkan dengan pengiriman ternak hidup. Di negara-negara berkembang transper ambrio belum diterapkan secara luas.
3. Krioservasi Embrio
- Pembekuan semen dan embrio
- Gunanya untuk konservasi khususnya hewan yang akan punah.
- Menggunakan Tehnik “Vitrifikasi” yaitu tehnik yang menggunakan zat krioprotektan dengan berat molekul yang besar untuk pembekuan tanpa merusak sel yang dibekukan (mencegah kristalisasi cairan sel)
- Penyimpanan jangka panjang dengan menggunakan cairan nitrogen.
4. Pembuahan Buatan (IVF) dan Produksi Embrio
- Oosit yang belum matang diambil dari ternak hidup (ovarium dari ternak yang dipotong) kemudian dibuahi di. Lab. Selanjutnya di implantasikan kedalam ternak resipien atau dibekukan untuk ditransper kemudian.
- Dikenal istilah IVF (In-vitro fertilitation)
- Sangat berguna dalam menghasilkan embrio dari ternak yang unggul.
5. Seksing Semen
Pemisahan sperma yang mengandung kromosom X dari Y. ini berguna dalam kaitanya penetuan jenis kelamin ternak, yang tentu berpengaruh nilai tambah terhadap nilai produksi
6. Kloning :
- Penekanannya pada mahluk hidup, Gen (DNA), dan tanpa keterlibatan seksual
- Kamus mengatakan kloning adalah teknik memproduksi duplikat genetik identik dari suatu organisme. Clone dikatakan semua keturunan berasal aseksual dari individu tunggal. Ada beberapa teknik :
a. Memecah embrio (Separating an embryo) artinya membuat kembar secara manual
b. Tehnik Transplantasi inti (Nuclear transplantation)
- Sel telur dihilangkan intinya kemudian inti sel donor akan dimasukkan ke dalamnya

3. Peran bioteknologi dalam pertanian.
Bahan tanam dapat ditingkatkan kualitasnya melalui pendekatan bioteknologi. Peningkatan kualitas bahan tanam berdasarkan pada empat kategori peningkatan, yaitu peningkatan kualitas pangan, resistensi terhadap hama atau penyakit, toleransi terhadap cekaman lingkungan, dan manajemen budidaya (Huttner, 2003).
Produk bahan tanam unggul yang saat ini telah berhasil dipasarkan antara lain adalah bibit kultur jaringan, misalnya: bibit jati dan bibit tanaman hortikultura. Namun, bahan tanam unggul yang dihasilkan dari rekayasa genetika yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia sampai saat ini belum ada yang dikomersialkan.
Produk-produk bahan tanam rekayasa genetika yang ada di pasaran Indonesia umumnya merupakan produk dari negera lain, sebagai contoh : Jagung Bt dan Kapas Bt yang dipasarkan oleh Monsanto. Kultur jaringan merupakan tingkatan umum penguasaan bioteknologi di Indonesia. Bagaimanapun juga, produksi bibit kelapa kopyor telah berhasil di komersialkan melalui teknik transfer embrio (Paten ID 0 001 957).
Produk biofertilizer merupakan salah satu produk bioteknologi yang banyak beredar di pasaran Indonesia. Produk-produk tersebut sebagian dikembangkan oleh peneliti di Indonesia maupun di impor dari negara lain. Salah satu produk biofertilizer bernama Emas ( Enhancing Microbial Activity in the Soils ) telah dirakit oleh BPBPI (Paten ID 0 000 206 S), dilisensi oleh PT Bio Industri Nusantara dan digunakan di berbagai perusahaan perkebunan (BUMN dan BUMS) (Goenadi, 1998). Produk biofertilizer lain yang dikembangkan oleh peneliti di Indonesia antara lain: Rhizoplus , Rhiphosant , Bio P Z 2000, dan lain-lain. Produk sejenis biofertilizer/ bioconditioner dari luar negeri misalnya: Organic Soil Treatment (OST).
Produk-produk biodecomposer juga banyak beredar di pasaran Indonesia. Biodecomposer dipergunakan untuk mempercepat proses penguraian limbah-limbah organik segar pertanian menjadi kompos yang siap diaplikasikan ke dalam tanah. Contoh produk-produk biodecomposer antara lain: Orgadec (BPBPI), SuperDec (BPBPI), Degra Simba (ITB), Starbio , EM4 , dan lain sebagainya. Produk-produk baru terus bermunculan sejalan dengan kebutuhan untuk mengatasi masalah limbah padat organik.
Mikroba juga telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Contoh mikroba yang telah banyak dimanfaatkan untuk biokontrol adalah Beauveria bassiana untuk mengendalikan serangga, Metarhizium anisopliae untuk mengendalikan hama boktor tebu ( Dorysthenes sp) dan boktor sengon ( Xyxtrocera festiva ), dan Trichoderma harzianum untuk mengendalikan penyakit tular tanah ( Gonoderma sp, Jamur Akar Putih, dan Phytopthora sp). Produk-produk biokontrol yang telah dikomersialisasikan oleh unit kerja lingkup Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) antara lain : Meteor, Greemi-G, Triko SP, NirAma , dan Marfu . Keuntungan pemanfaatan biokontrol untuk pertanian antara lain adalah ramah lingkungan, dan mengurangi konsumsi pestisida yang tidak ramah lingkungan.
Mikroba juga dimanfaatkan dalam proses pembuatan pupuk anorganik. Peneliti di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) mengembangkan teknologi pembuatan pupuk superfosfat yang disebut dengan Bio-SP dengan menggunakan bantuan mikroba pelarut fosfat. Kualitas dari Bio-SP menyamai kualitas pupuk superfosfat konvensional (SP 36). Keunggulan dari teknologi ini adalah penggunaan agensia hayati untuk mengurangi konsumsi asam anorganik dan lebih aman lingkungan serta mampu mengurangi biaya produksi.

F. Dampak Bioteknologi
Penggunaan teknologi bioteknologi dalam mencukupi kebutuhan hidup manusia telah memberikan pengaruh dan dampak yang cukup berarti terhadap lingkungan. Dampak yang ditimbulkan oleh bioteknologi meliputi dampak positif dan dampak negative.
1. Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi juga seperti yang lain, mengandung resiko akan dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen asibg ke genom inag dapat menimbulkan interaksi anatar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.
2. Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis.



BAB III
PEMBAHASAN KONSERVASI

A. Sejarah Konservasi
Pada awalnya, upaya konservasi di dunia ini telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Naluri manusia untuk mempertahankan hidup dan berinteraksi dengan alam dilakukan antara lain dengan cara berburu, yang merupakan suatu kegiatan baik sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup, ataupun sebagai suatu hobi/hiburan.
Di Asia Timur, konservasi sumber daya alam hayati (KSDAH) dimulai saat Raja Asoka (252 SM) memerintah, dimana pada saat itu diumumkan bahwa perlu dilakukan perlindungan terhadap binatang liar, ikan dan hutan. Sedangkan di Inggris, Raja William I (1804 M) pada saat itu telah memerintahkan para pembantunya untuk mempersiapkan sebuah buku berjudul Doomsday Book yang berisi inventarisasi dari sumberdaya alam milik kerajaan.
Kebijakan kedua raja tersebut dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk konservasi sumberdaya alam hayati pada masa tersebut dimana Raja Asoka melakukan konservasi untuk kegiatan pengawetan, sedangkan Raja William I melakukan pengelolaan sumberdaya alam hayati atas dasar adanya data yang akurat. Namun dari sejarah tersebut, dapat dilihat bahwa bahkan sejak jaman dahulu, konsep konservasi telah ada dan diperkenalkan kepada manusia meskipun konsep konservasi tersebut masih bersifat konservatif dan eksklusif (kerajaan).
Konsep tersebut adalah konsep kuno konservasi yang merupakan cikal bakal dari konsep modern konservasi dimana konsep modern konservasi menekankan pada upaya memelihara dan memanfaatkan sumberdaya alam secara bijaksana.

B. Pengertian Konservasi
Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.
Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :
1. Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
2. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).
3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).
Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (KSDAH) adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. KSDAH ataupun konservasi biologi pada dasarnya merupakan bagian dari ilmu dasar dan ilmu terapan yang berasaskan pada pelestarian kemampuan dan pemanfaatannya secara serasi dan seimbang. Adapun tujuan dari KSDAH adalah untuk terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta kesinambungan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu dilakukan strategi dan juga pelaksananya

C. Strategi Konservasi Indonesia
Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Sedangkan strategi konservasi nasional telah dirumuskan ke dalam tiga hal berikut taktik pelaksanaannya, yaitu :
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK)
a. Penetapan wilayah PSPK.
b. Penetapan pola dasar pembinaan program PSPK.
c. Pengaturan cara pemanfaatan wilayah PSPK.
d. Penertiban penggunaan dan pengelolaan tanah dalam wilayah PSPK.
e. Penertiban maksimal pengusahaan di perairan dalam wilayah PSPK.
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
a. Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
b. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa (in-situ dan eks-situ konservasi)
3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
a. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam.
b. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar (dalam bentuk : pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perdagangan, perburuan, peragaan, pertukaran, budidaya).

D. Kawasan Konservasi
Kawasan koservasi (Kawasan pelestarian alam ataupun kawasan dilindungi) ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan berbagai macam kriteria sesuai dengan kepentingannya. Hampir di setiap negara mempunyai kriteria/kategori sendiri untuk penetapan kawasan dilindungi, dimana masing-masing negara mempunyai tujuan yang berbeda dan perlakuan yang mungkin berbeda pula.
Namun di level internasional seperti misalnya Commission on National Park and Protected Areas (CNPPA) yaitu komisi untuk taman nasional dan kawasan dilindungi yang berada di bawah IUCN memiliki tanggung jawab khusus dalam pengelolaan kawasan yang dilindungi secara umum di dunia, baik untuk kawasan daratan maupun perairan.
Sedikitnya, sebanyak 124 negara di dunia telah menetapkan setidaknya satu kawasan koservasinya sebagai taman nasional (bentuk kawasan dilindungi yang populer dan dikenal luas). Walaupun tentu saja di antara masing-masing negara, tingkat perlindungan yang legal dan tujuan pengelolaannya beragam, demikian juga dasar penetapannya.
Apabila suatu negara tidak memiliki kawasan dilindungi yang khusus karena sulit untuk memenuhi standar yang ditetapkan, maka mereka dapat mengelola kawasan alternatif seperti hutan produksi yang dialihkan sebagai kawasan dilindungi sehingga penurunan/pengurangan plasma nutfah dapat ditekan.
Kategori klasifikasi kawasan dilindungi, dimana kategori pegelolaan harus dirancang agar pemanfaatan agar seimbang, tidak lebih mementingkan salah satu fungsi dengan meninggalkan fungsi lainnya.
Adapaun kategori penetapan kawasan dilindungi yang tepat harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
a. Karakteristik atau ciri khas kawasan yang didasarkan pada kajian ciri-ciri biologi dan ciri lain serta tujuan pengelolaan
b. Kadar perlakuan pengelolaan yang diperlukan sesuai dengan tujuan pelestarian.
c. Kadar toleransi atau kerapuhan ekosistem atau spesies yang terdapat di dalamnya.
d. Kadar pemanfaatan kawasan yang sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan tersebut.
e. Tingkat permintaan berbagai tipe penggunaan dan kepraktisan pengelolaan.
Sedangkan secara umum, ciri-ciri suatu kawasan ditetapkan sebagai kawasan dilindungi adalah :
1. Karakteristik/keunikan ekosistem, misalnya ekosistem hutan hujan dataran rendah, fauna endemik, ekosistem pegunungan tropika, dan lain-lain.
2. Spesies khusus yang diminati, mencakup nilai/potensi, kelangkaan atau terancam, misalnya menyangkut habitat jenis satwa seperti badak, harimau, beruang, dan lain-lain.
3. Tempat yang memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.
4. Lanskap/ciri geofisik yang bernilai estetik, dan penting untuk ilmu pengetahuan misalnya glasier, mata air panas, kawah gunung berapi dan lain-lain.
5. Tempat yang berfungsi sebagai perlindungan hidrologi, tanah, air dan iklim mikro.
6. Tempat yang potensial untuk pengembangan rekreasi alam dan wisata, misalnya danau, pantai, pegunungan, satwa liar yang menarik, dan lain-lai.
7. Tempat peninggalan budaya, misalnya candi, galian purbakala, situs, dan lain-lain.
Secara umum, tujuan utama dari pengelolaan kawasan dilindungi adalah :
1. Penelitian ilmiah.
2. Perlindungan daerah liar/rimba.
3. Pelestarian keanekaragaman spesies dan genetic.
4. Pemeliharaan jasa-jasa lingkungan.
5. Perlindungan fenomena-fenomena alam dan budaya yang khusus.
6. Rekreasi dan wisata alam.
7. Pendidikan (lingkungan).
8. Penggunaan lestari dari sumberdaya alam yang berasal dari ekosistem alami.
9. Pemeliharaan karakteristik budaya dan tradisi.
Berdasarkan tujuan manajemen tersebut, maka kawasan dilindungi dikelola dalam berbagai kategori pengelolaan kawasan dilindungi yang ditetapkan IUCN (1994) sebagai berikut :
1. Cagar alam
a. Cagar alam mutlak (strict nature protection)
b. Daerah liar/rimba (wilderness area)
2. Konservasi ekosistem dan rekreasi, misalnya taman nasional.
3. Konservasi fenomena alam, misalnya monumen alam.
4. Konservasi melalui kegiatan manajemen aktif misalnya kawasan pengelolaan habitat.
5. Konservasi bentang alam, laut dan rekreasi.
6. Pemanfaatan lestari ekosistem alam.
Adapun kriteria umum bagi berbagai kawasan yang dilindungi adalah :
1. Taman Nasional, yaitu kawasan luas yang relatif tidak terganggu yang mempunyai nilai alam yang menonjol dengan kepentingan pelestarian yang tinggi, potensi rekreasi besar, mudah dicapai oleh pengunjung dan terdapat manfaat yang jelas bagi wilayah tersebut.
2. Cagar alam, umumnya kecil, dengan habitat rapuh yang tidak terganggu oleh kepentingan pelestarian yang tinggi, memiliki keunikan alam, habitat spesies langka tertentu, dan lain-lain. Kawasan ini memerlukan perlindungan mutlak.
3. Suaka margasatwa, umumnya kawasan berukuran sedang atau luas dengan habitat stabil yang relatif utuh serta memiliki kepentingan pelestarian mulai sedang hingga tinggi.
4. Taman wisata, kawasan alam atau lanskap yang kecil atau tempat yang menarik dan mudah dicapai pengunjung, dimana nilai pelestarian rendah atau tidak akan terganggu oleh kegiatan pengunjung dan pengelolaan yang berorientasi rekreasi.
5. Taman buru, habitat alam atau semi alami berukuran sedang hingga besar, yang memiliki potensi satwa yang boleh diburu yaitu jenis satwa besar (babi hutan, rusa, sapi liar, ikan, dan lain-lain) yang populasinya cukup besar, dimana terdapat minat untuk berburu, tersedianya fasilitas buru yang memadai, dan lokasinya mudah dijangkau oleh pemburu.
6. Hutan lindung, kawasan alami atau hutan tanaman berukuran sedang hingga besar, pada lokasi yang curam, tinggi, mudah tererosi, serta tanah yang mudah terbasuh hujan, dimana penutup tanah berupa hutan adalah mutlak perlu untuk melindungi kawasan tangkapan air, mencegah longsor dan erosi. Prioritas pelestarian tidak begitu tinggi untuk dapat diberi status cagar.

BAB IV
KESIMPULAN

Bioteknologi adalah ilmu biologi molekuler berikut teknik dan aplikasinya yang digunakan untuk memodifikasi, memanipulasi atau merubah proses kehidupan normal dari organisme-organisme dan jaringan-jaringan guna meningkatkan kinerjanya bagi keperluan manusia (Hodges, 2000). Bioteknologi memiliki kekhasan dalam hal kemungkinan transfer ciri-ciri organisme melalui proses rekayasa biologi yang tidak mungkin terjadi secara alamiah.
Perkembangan bioteknologi dalam dasawarsa terakhir sangat pesat, suatu kondisi yang diprediksikan John Naisbitt (futurolog terkemuka dunia) tentang abad 21 sebagai abad bioteknologi dan informasi. Wacana bioteknologi telah meluas, tidak terbatas pada komunitas ilmiah saja, tetapi telah memasuki ranah kepedulian publik. Keterlibatan publik dalam masalah ini wajar mengingat produk bioteknologi konvergen dengan kepentingan esensial manusia baik sebagai makhluk biologis maupun makhluk sosial. Terlepas dari perdebatan aspek etis dan dampak sosialnya, bioteknologi memberikan harapan baru pada umat manusia dalam menghadapi permasalahan global seperti kesenjangan antara ketersediaan pangan dengan pertambahan populasi penduduk dunia, dan penurunan kualitas lingkungan yang berimplikasi luas terhadap kualitas hidup manusia secara keseluruhan.
Penelitian-penelitian bioteknologi intens dilakukan pada berbagai bidang di banyak negara. Hal yang menarik diamati, meskipun penguasaan bioteknologi masih dominan oleh negara-negara maju (dalam kancah politik global sering disebut “kelompok Utara”) tetapi sebagian negara berkembang (kelompok Selatan) mulai menunjukkan kemajuan berarti dalam pengembangan industri berbasis bioteknologi seperti yang terjadi di Kuba.
Sepertinya ada kesadaran dari para pembuat kebijakan di negara-negara tersebut bahwa eksistensi negara di masa depan lebih kuat jika ditopang penguasaan bioteknologi.
Intensifnya penelitian-penelitian bioteknologi telah melahirkan berbagai penemuan berupa fenomena saintifik baru, metode dan produk bioteknologi. Metode dan produk bioteknologi telah diaplikasikan pada berbagai bidang baik dalam skala luas (industri) maupun skala percobaan. Kemajuan bioteknologi berkembang pesat di berbagai bidang dengan tujuan meningkatkan nilai manfaat dan produktivitas sumber daya hayati. Saat ini masih terjadi kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang dalam hal penguasaan bioteknologi dan kekayaan sumber daya hayati yang menjadi modal pengembangan bioteknologi. Aplikasi bioteknologi perlu diakukan dengan hati-hati mengingat resiko yang dapat ditimbulkannya terhadap keanekaragaman hayati.
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, konservasi adalah upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya, dengan berupaya untuk melindungi dan mengelola secara hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konservasi terhadap bioteknologi adalah melindungi dan merestarikan segala aktivitas yang berkaitan dengan proses pemanfaatan biologi atau organisme sehingga pelaksanaan bioteknologi dapat dilakukan dengan efisien dan terkontrol agar dampak yang ditimbulkan dari penerapan bioteknologi tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.







DAFTAR PUSTAKA

Kesehatan Lingkungan, Etika Lingkungan, dan Pengembangan Pemukiman

PE MBAHASAN KESEHATAN LINGKUNGAN A.       Pengertian Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting ...