Minggu, 13 Februari 2011

EKOLOGI ORGANISME

Interaksi antar komponen ekologi dapat merupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan antar komunitas.
1.    Interaksi antar organisme

Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.

Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. 
Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.

2. Interaksi Antar Populasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut. 
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

1.        Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

2.    Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
3.      Struktur Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu-individu sejenis yang terdapat di suatu tempat pada suatu waktu. Karakteristik populasi antara  lain adalah kepadatan, natalitas (laju kelahiran), mortalitas (laju kematian), potensi biotic, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Kepadatan populasi pada suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain tergantung luas, waktu, habitat, cuaca, dan sebagainya. Jadi, kepadatan populasi adalah jumlah individu dari sebuah spesies dalam satuan luas dalam waktu tertentu.       
Manusia mampu memodifikasi komunitas alam dan mengubah daya dukung. Nilai daya dukung dapat ditingkatkan dengan menambah komponen lingkungan yang menjadi faktor pembatas. Faktor pembatas pertumbuhan populasi dapat bermacam-macam, antara lain : perilaku hewan, cahaya matahari untuk hewan sedangkan pada tumbuhan adalah kemampuan tumbuhan mengkonversi cahaya matahari menjadi makanan dan tersedianya unsur hara dalam tanah.

4.    Kepunahan Spesies
Kepunahan spesies dapat terjadi baik secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Kepunahan spesies secara alami telah disinggung di muka pada pokok bahasan suksesi. Aktivitas manusia yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya kepunahan spesies, antara lain: polusi, hujan asam, melebarnya lubang ozon, dan efek rumah kaca.
            Kata “punah” dapat mempunyai banyak arti tergantung pada situasinya. Suatu spesies dianggap punah jika tidak ada satupun anggota yang masih hidup di dunia. Harimau bali dan jalak bali dianggap telah punah di alam meskipun ada yang masih hidup di penangkaran dan dikategorikan sebagai hewan langka. Pada keadaan ini spesies tersebut dianggap telah punah dalam skala global. Berbeda dengan spesies yang telah punah dalam skala lokal jika tidak ada lagi individu di tempat asalnya, tetapi masih ditemukan dan berada di daerah lain di alam.
Spesies yang rentan terhadap kepunahan umumnya mempunyai salah satu karakter di bawah ini :
a.    Spesies dengan sebaran geografis yang sempit.
b.    Spesies yang terdiri dari satu atau beberapa populasi.
c.    Spesies dengan ukuran populasi yang kecil.
d.   Spesies dengan ukuran populasi menurun.
e.    Spesies dengan densitas rendah.
f.     Spesies dengan wilayah jelajah luas.
g.    Spesies dengan ukuran tubuh besar.
h.    Spesies yang tidak memiliki kemampuan menyebar dengan baik.
i.      Spesies yang berimigrasi musiman.
j.      Spesies dengan keanekaragaman genetik yang rendah.
k.    Spesies dengan relung (niche) tertentu.
l.      Spesies yang hanya dijumpai pada lingkungan yang stabil.
m.  Spesies yang membentuk kelompok secara tetap atau sementara.
n.    Spesies yang diburu atau dipanen oleh manusia.

Dengan mengenali karakter dari spesies yang mudah punah, ahli biologi konservasi dapat mengantisipasi untuk dapat mengatur populasi spesies yang rentan.

Piramida Ekologi

Struktur trofik pada ekosistem dapat di sajikan dalam bentuk piramida ekologi.Ada 3 jenis piramida ekologi,yaitu piramida jumlah,piramida biomassa,dan piramida energi.
a. Piramida Jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing-masing dapat di sajikan dalam piramida jumlah. Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah,sedangkan organisme di tingkat trofik kedua,ketiga,dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal,jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1.Karnivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
b. Piramida Biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistic dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu,dan di ukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sample dan di ukur,kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan di dapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
c. Piramida Energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan piramida energi yang di buat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut :
-          Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
-          Beberapa makanan yang dimakan tidak bias dicernakan dan dikeluarkan sebagai sampah.
-          Hanya sebagian makanan yang di cerna menjadi bagian tubuh organisme,sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kesehatan Lingkungan, Etika Lingkungan, dan Pengembangan Pemukiman

PE MBAHASAN KESEHATAN LINGKUNGAN A.       Pengertian Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting ...