Minggu, 16 Januari 2011

Makalah Bioteknologi dan Konservasi

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang cepat memberikan pengaruh pada pola kehidupan manusia. Bagaimanapun tidak dapat dipungkiri bahwasanya sebagian besar aspek kehidupan manusia telah memanfaatkan teknologi. Bioteknologi adalah salah satu jenis teknologi yang sedang berkembang pesat saat ini. Bioteknologi menjadi salah satu kebutuhan bagi kehidupan manusia dan memberikan manfaat yang sangat besar. Salah satu manfaat dari bioteknologi yang dapat dirasakan oleh manusia adalah penggunaan bioteknologi dalam industri pangan.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh sederhana, di bidang industri pangan adalah pembuatan roti, bir, tempe dan keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19.
Bioteknologi saat ini semakin berkembang dan bervariasi. Hal ini merupakan sebuah potensi yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi manusia. Secara tidak langsung bioteknologi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan hidup manusia juga. Akan tetapi, perlu kita sadari bahwa perkembangan bioteknologi yang bervariasi ini belum dapat menjamin peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Karena masih banyak masyarakat yang tingkat perekonomiannya rendah sehingga penggunaan bioteknologi belum dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Namun demikian, banyaknya penggunaan hasil-hasil bioteknologi belum diimbangi dengan pengetahuan masyarakat tentang pengertian dari bioteknologi. Jadi masyarakat hanya memanfaatkan hasil-hasil dari bioteknologi tanpa mengetahui secara pasti apa itu bioteknologi.
Bergerak dari hal-hal tersebut di atas maka melalui makalah ini kami menyusun makalah dengan judul bioteknologi dan konservasi.
B. Rumusan Masalah.
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari bioteknologi dan konservasi serta jenis-jenis bioteknologi dan konservasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan rekayasa genetika dan teknologi DNA?
3. Apakah permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia meliputi bioteknologi?
4. Bagaimanakah cara melestarikan alam dan perlindungan terhadap alam yang dapat dilakukan oleh manusia?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka kita dapat mengambil tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pengertian bioteknologi dan konservasi.
2. Mengetahui jenis-jenis bioteknologi dan konservasi.
3. Mengetahui tujuan dari bioteknologi dan konservasi.
4. Mengetahui tentang rekayasa genetika dan teknologi DNA.
5. Mengetahui upaya untuk menanggulangi masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia.



BAB II
PEMBAHASAN BIOTEKNOLOGI


A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa (Goenadi & Isroi, 2003).
Dalam pengertian popular, bioteknologi dapat diartikan sebagai penerapan teknik-teknik yang sesuai untuk mendayagunakan organisme (sel, jaringan makhluk hidup) dalam rangka memperoleh hasil yang diinginkan. Bioteknologi dapat dikatakan juga sebagai penggunaan atau pengubahan sel-sel atau senyawa/molekul biologi untuk aplikasi khusus. Aspek dari bioteknologi yang menangani proses-proses yang melibatkan mikroorganisme disebut bioteknologi mikroba.
Secara umum Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Adapun secara ilmiah bioteknologi dapat didefenisikan sebagai pendekatan ilmiah interdisiplin ilmu untuk mendayagunakan mikroorganisme, tanaman dan hewan dalam rangka menghasilkan produk yang dapat berupa senyawa kimia. Juga bahkan dengan menghasilkan individu-individu dengan peta genetika baru dengan sifat unggul. Sifat-sifat unggul yang dimaksud adalah produktifitasnya tinggi, mampu hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrim, dan tahan penyakit.
Namun demikian, berkembangnya bioteknologi harus diimbangi dengan pelindungan dah pelestarian yang sesuai. Hal utama yang harus kita lakukan adalah melakukan konservasi secara konsisten dan berkesinambungan.
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, konservasi adalah upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya, dengan berupaya untuk melindungi dan mengelola secara hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konservasi terhadap bioteknologi adalah melindungi dan melestarikan segala aktivitas yang berkaitan dengan proses pemanfaatan biologi atau organisme sehingga pelaksanaan bioteknologi dapat dilakukan dengan efisien dan terkontrol agar dampak yang ditimbulkan dari penerapan bioteknologi tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

B. Sejarah dan Perkembangan Bioteknologi
Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto, 1998).
Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :
1. Periode bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M )
Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM).

2. Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M)
Periode ini ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :
Tahun 1670 : Usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikroba di Rio Tinto, Spanyol.
Tahun 1686 : Penemuan mikroskop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi manusia pertama yang dapat melihat mikroba.
Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikroba dalam makanan dan minuman.
Tahun 1890 : Alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
Tahun 1897 : Penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner.
Tahun 1912 : Pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.
Tahun 1915 : Produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri.
Tahun 1928 : Penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming
Tahun 1994 : Produksi besar-besaran penisilin.
Tahun.1953 : Penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson .

3. Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)
Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan). Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal pada tahun 1976, diberikannya izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall pada tahun 1980.
Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. Insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.
Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas dimanfaatkan, hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus berevolusi (Gambar 1).

Gambar 1. Gradien Bioteknologi (dimodifikasi dari Doyle dan Presley, 1996).


Pemanfaatan biodecomposer dapat mempercepat proses pengomposan menjadi 2-3 minggu. Selain itu, sebagian mikroba bahan aktif biodecomposer yang masih tertinggal di dalam kompos juga berperan sebagai musuh alami penyakit jamur akar atau busuk pangkal batang. Aplikasi biofertilizer ke dalam tanah, dapat meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah, sehingga ketersediaan hara berlangsung optimum dan dosis pupuk konvensional dapat dikurangi tanmpa menimbulkan penurunan produksi tanaman dan tanah. Mikroba juga telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Upaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang terkena polusi herbisida tersebut telah dilakukan. Salah satu teknologi alternatif untuk tujuan tersebut adalah melalui bioremediasi. Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali.

C. Jenis-jenis Bioteknologi
Berdasarkan periode panggunaannya. Ada dua jenis bioteknologi yakni bioteknologi lama atau bioteknologi konvensional dan bioteknologi baru atau bioteknologi modern. Perbedaan dari dua jenis bioteknologi dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi lama atau lazim disebut dengan bioteknologi konvesional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai bahan untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan melalui proses kimiawi, respirasi dan fermentasi. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup / mikroorganisme secara langsung terhadap bahan baku dan belum tahu adanya penggunaan enzim.
Contoh dari bioteknologi konvensional dalam industri pengolahan bahan makanan antara lain:
- Pengolahan produk susu
Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega.
Yoghurt
Yoghurt adalah bahan makanan yang berasal dari susu sapi, yang merupakan hasil pemeraman susu dalam bentuk mirip bubur atau es krim yang mempunyai rasa agak asam sebagai hasil fermentasi oleh bakteri-bakteri tertentu. Pembuatannya telah berevolusi dari pengalaman beberapa abad yang lalu dengan membiarkan susu yang tercemar secara alami menjadi masam pada suhu tinggi.
Yoghurt merupakan air susu yang mengalami pengentalan dan rasanya sedikit asam, dengan komposisi kadar lemak 3,7%, laktosa 3,5%, air 87,3%, keasaman asam laktat 0,83% dan total solid 2,7%. Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu pada suhu 85 OC selama 15 menit. Kemudian didinginkan hingga suhu turun mencapai + 43 OC. Selanjutnya sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah 20 gram/liter susu, selanjutnya diperam + 5 jam pada temperatur 45O C. Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan diberi cita rasa. Yogurt yang sudah jadi disimpan pada suhu + 5 OC untuk menjaga keawetannya.
Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus sp, dan Streptococcus sp. Bakteri tersebut berfungsi memfermentesikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat.
Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90 OC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30 OC. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32 OC – 42 OC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.
Mentega
Mentega adalah produk olahan susu yang bersifat plastis, diperoleh melalui proses pengocokan (Churning) sejumlah krim. Bila cream separator tidak ada, pemisahan krim dapat dilakukan dengan cara berikut: susu segar dimasukkan kedalam wadah yang bermulut lebar dan disimpan di lemari pendingin yang bersuhu 5-10OC selama 12 jam. Lapisan krim yang berwarna kuning akan berada dibagian permukaan, krim ini dapat diambil dengan sendok atau dengan memasukkan selang plastik kedasar wadah dan menyedot serumnya hingga yang tertinggal hanya krimnya.
Mentega yang baik harus mengandung lemak minimal 80%. Kadar air maksimal 16%, kadar protein maksimal 1% dan MSNF (Milk Solids-Non-Fat) tidak lebih dari 2%. Warna Kuning pada mentega disebabkan oleh zat warna β karoten dalam krim. Nilai gizi mentega banyak tergantung pada kandungan lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan makanan yang berenergi tinggi (7-9 kalori/g), tidak mengandung laktosa dan mineral serta berprotein rendah.
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectono stoceremoris. bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
Lemak mentega sebagian besar terdiri dari asam palmitat, oleat dan stearat serta sejumlah kecil asam butirat dan asam lemak sejenis lainnya. Bahan lain yang terdapat dalam jumlah kecil adalah vitamin Air susu, E, dan D serta sebagai flavour adalah diasetil, lakton, butirat dan laktat.

- Produk makanan nonsusu
Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur Aspregillus oryzae dibiakan pada kulit gandum terlebih dahulu. Jamur Aspregillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. setelah proses fermantasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah kebawah sehingga masyarakat merasa gengsi memasukan tempe sebagai salah satu menu makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat di dalam maupun di luar negri. Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, tergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan 4 jenis kapang dari genus Rhyzopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus sotolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai memfermentasikan menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.
Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung atau glukosa (C6H12O6) menjadi alkohol (2C2H5OH).

Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)

Dijabarkan sebagai:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)

Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.

2. Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi mungkin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang. Beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut:
- Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyakcara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid,dan rekombinasi DNA.
Prosedur rekayasa genetika secara umum meliputi:
1. Isolasi gen.
2. Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik.
3. Mentrasfer gen tersebut ke organisme baru.
4. Membentuk produk organisme transgenik.

a. Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu baru dengan sifat yang sesuai dengan inti yang diterimanya.
Transplantasi inti pernah dilakukan terhadap sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak sel dan diambil intinya.
Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama.
b. Fusi sel
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami).
Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di dalam fusi sel diperlukan adanya:
1) Sel sumber gen (sumber sifat ideal)
2) Sel wadah (sel yang mampu membelah cepat)
3) Fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
c. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari sumber yang berbeda. Dengan teknologi ini, DNA dari jenis yang berbeda dipotong, disambung kembali, disiapkan ke dalam bakteri atau sel macam lain yang dapat mereplikasi DNA-nya dan DNA asing, kemudian membagi diri. Dengan demikian, populasi bakteri (atau sel jenis lain) yang besar dapat menghasilkan molekul-molekul DNA rekombinan dalam kuantitas besar yang bermanfaat untuk manusia.
Teknologi DNA rekombinan muncul karena yang semakin luas dan mendalam mengenai proses molekuler dari bakteri. Setiap sel bakteri memiliki DNA berbentuk sirkular dengan semua gen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi.
d. Teknologi plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di luar kromosomnya. Banyak bakteri juga memiliki plasmid, yaitu berupa molekul DNA ekstra berbentuk sirkular dan berukuran kecil dengan hanya beberapa gen. Plasmid memiliki kemampuan untuk mengkopi dirinya sendiri tanpa bergantung pada replikasi DNA sel bakteri.
Kadang-kadang plasmid dapat dipindahkan dari suatu bakteri ke bakteri lainnya. Ada pula yang mampu terintegrasi ke dalam kromosom dari organism lain, sehingga replikasinya berada dibawah pengawasan kromosom organism yang bersangkutan.


Jadi dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat plasmid, antara lain:
a) Merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu
b) Dapat beraplikasi diri
c) Dapat berpindah ke sel bakteri lain
d) Sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke dalam sel target.
e. Kloning gen
Kloning gen adalah teknik dasar dari sebagian besar rekayasa genetika, dan tujuannya adalah untuk mengisolasi sejumlah gen khusus yang murni. Umumnya ini dilakukan di dalam bakteri dan menggunakan vektor kloning, antara lain suatu plasmid atau suatu virus bakteri (bakteriofag) .
Kloning gen dapat dibagi ke dalam beberapa langkah, yaitu:
1) Mengisolasi dan memfragmentasi DNA sumber/awal. DNA umumnya dipotong dengan enzim restriksi, sehingga dihasilkan fragmen-fragmen atau potongan DNA.
2) Menyambungkan fragmen restriksi tersebut kepada suatu vektor kloning dengan menggunakan enzim DNA ligase. Vektor kloning adalah elemen genetik yang digunakan untuk mereplikasi gen, misal plasmid.
3) Menginkorporasi vektor kloning yang mengandung fragmen DNA tersebut ke dalam suatu inang. DNA rekombinan dapat diinkorporasi ke dalam inang melalui teknik transformasi, atau menggunakan virus bakteri (bakteriofag)
4) Mendeteksi dan memurnikan klon yang diinginkan.
5) Menghasilkan sejumlah besar sel atau bakteriofag yang mengandung klon yang diinginkan. Klon kemudian diisolasi dan dilakukan penelitian DNA klon.



Bioteknologi juga memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:
• Bioteknologi merah (red biotechnology)
Adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioeknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.
• Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology)
Adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir/ragi, enzim-enzim juga organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkakan efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir.
• Bioteknologi hijau (green biotechnology)
Mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknoogi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen).


• Bioteknologi biru (blue biotechnology)
Disebut juga bioteknologi akuatik/perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.

D. Ilmu-ilmu yang Mendukung Bioteknologi.
Dalam perkembangannya, bioteknologi secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam beberapa sumber ilmu. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi diantaranya sebagai berikut:
1. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani (micros: kecil, bios: hidup, dan logos: pengetahuan) sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisma, mikrobia, mikroba, jasad renik atau protista.
Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, anatara lain mengkaji tentang:
a) Karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan.
b) Karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang mampu hidup bebas, khususnya bakteri.
c) Keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul macam-macam mikroorganisme.
d) Keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
e) Peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi.
f) Bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam memahami proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia.
2. Biokimia
Biokimia adalah kimia mahluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
Saat ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.
3. Genetika
Genetika (dari bahasa Yunani “genno” yang berarti "melahirkan") merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. Nama "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
4. Biologi sel
Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah") adalah ilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
5. Enzimologi.
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat.
6. Virologi
Virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi.

E. Peranan dan Manfaat Bioteknologi
1. Peran bioteknologi dalam bidang industri.
Pengembangan bioteknologi industri terutama ditujukan untuk pengembangan proses lebih bersih, pengurangan biaya proses produksi dan penciptaan produk baru.
Prioritas program antara lain:
a. Pengembangan galur unggul yang potensial untuk industri, pengembangan metoda dan teknik untuk meningkatkan produktivitas dalam peningkatan skala produksi.
b. Pengembangan rekayasa proses hilir untuk proses separasi dan pemurnian dalam industri pengolahan
c. Pemeliharaan dan pengembangan kearifan lokal yang mempunyai nilai tambah.
d. Peningkatan industri manufaktur yang kompetitif yang mendukung bioproses
e. Pengembangan produk dan proses baru yang efisien yang dapat mengurangi biaya produksi dan menurunkan tingkat percemaran
f. Pengembangan metoda untuk monitoring dan kontrol bioproses di industri.
g. Pengembangan biomaterial, biomimetik, biomembran, bioplastik dan lain lain.
Perkembangan biologi khususnya pada cabang zoologi, botani, taksonomi, biokimia, mikrobiologi, dan bioteknologi, manusia telah berhasil menemukan berbagai bagian tubuh tumbuhan atau hewan yang dapat diolah menjadi bahan baku industri.
Berikut ini adalah contoh-contoh pemanfaatan bioteknologi pada bidang industri :
1. Ditemukannya kandungan gula yang cukup tinggi pada batang tebu, menyebabkan berkembangnya pabrik pengolahan tebu menjadi gula.
2. Diketahuinya bahwa serabut biji kapas dan bulu domba dapat diolah menjadi benang, dan kepompong ulat sutera dapat diolah menjadi benang sutera, maka berkembanglah industri tekstil/kain, kain wol dan kain sutera.
3. Dengan berkembangnya mikrobiologi, telah diketahui berbagai struktur dan sifat-sifat dari berbagai jenis mikroba/jasad renik, baik yang menguntungkan maupun yang bersifat patogen (menyebabkan penyakit), maka berkembanglah industri obat-obatan, makanan/ minuman yang berkhasiat obat. Contoh dalam industri makanan antara lain yoghurt, kecap, tempe, oncom, keju, roti, dan nata de coco, serta minuman anggur.

Gambar 2. Yoghurt yang dibuat dengan menggunakan Bakteri Lactobacillus.
4. Dalam industri obat-obatan, telah diketahui sifat-sifat bakteri Escherichia coli yang ternyata dapat dibuat/disintesis menjadi insulin. Insulin ini sangat berguna bagi penderita penyakit Diabetes Melitus pada manusia.

Gambar 3. Insulin untuk penderita diabetes melitus yang di produksi oleh bakteri E.coli.
5. Contoh perkembangan mikrobiologi dalam industri obat-obatan lainnya adalah pada industri pembuatan antibiotik dan vaksin. Macam-macam antibiotik yang sudah berhasil dibuat antara lain adalah: Penisilin (dibuat dari jamur Penicillium), Sefalosporin (dihasilkan oleh jamur Cephalosporium), dan Tetrasiklin (dihasilkan oleh jamur Streptomycin).

Gambar 3. Berbagai jenis antibiotik.
Selain itu, masih banyak lagi peranan bioteknologi dalam bidang industry, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Asam sitrat
Mikroba : Aspergillus niger
Bahan : tetes gula dan sirup
Fs. Asam Sitrat : pemberi citarasa, pengemulsi susu, dan antioksidan. Umumnya asam ini banyak terdapat pada jeruk.
2. Vitamin
- B1 oleh Assbya gossipii
- B12 oleh Propionibacterium sp, dan Pseudomonas sp,
3. Enzim
a. Amylase
Amilase digunakan dalam produksi sirup, kanji, glukosa.
Glukosa isomerase dapat mengubah amilum menjadi fruktosa. Fruktosa digunakan sebagai pemanis makanan menggantikan sukrosa. Mikroba yang berperan antara lain adalah Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, Bacillus subtilis.
b. Protease
Enzim ini digunakan antara lain dalam produksi roti, bir. Protease proteolitik berfungsi sebagai pelunak daging dan campuran deterjen untuk menghilangkan noda protein. Mikroba yang berperan antara lain Aspergillus oryzae, Bacillus subtilis.
c. Lipase
Antara lain dalam produksi susu dan keju untuk meningkatkan cita rasa. Mikroba yang berperan adalah Aspergillus niger, Rhizopus sp
d. Asam Amino
- Asam glutamat merupakan bahan utama MSG (Monosodium Glutamat)
- Lisin merupakan asam amino esensial yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh ternak.
Mikroba yang berperan dalam pembuatan asam glutamat dan lisin adalah Corynobacterium glutamicum.

2. Peran bioteknologi dalam peternakan.
Tujuan penerapan bioteknologi dalam peternakan adalah:
1. Meningkatkan produktivitas ternak dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.
2. Pemanfaatan teknologi tanpa merusak / memusnahkan sumber hayati local (pelestarian plasma nuftah)
Teknologi yang diterapkan dalam bidang peternakan menyangkut :
1. Inseminasi Buatan
- Dikenal sudah lebih 50 tahun yang lalu
- Dikembangkan untuk mengatasi penyakit kelamin
- Untuk seleksi intensip bagi pejantan unggul yang digunakan sebagai sumber mani beku/encer
2. Transper Embrio
- Lebih dari 20 tahun yang lalu
- Metode pemanenan, penyimpanan dan implantasi embrio (sapi)
- Keuntungan meningkatkan tingkat reproduksi dari sapi betina yang terpilih (Betina Donor) artinya secara genetic sapi-sapi betina unggul dapat menyumbangkan keungggulanya pada program pemuliaan.
- Tehniknya dinamakan MOET (Multiple Ovulation Embrio Transper) adalah teknologi gabungan antara lain superovulasi, fertilisasi, pemanen embrio, pembekuan embrio, dan transper embrio
- Keuntungannya adalah meningkatkan jumlah keturunan yang dihasilkan oleh betina hasil seleksi. Peningkatan populasi dasar species langka dan peningkatan laju perbaikan genetik dalam program pemuliaan termasuk menunjang konservasi sumber genetic hayati.
- Transper embrio juga digunakan untuk tujuan tertentu seperti perluasan yang cepat dari stok genetic yang jarang, dan mengurangi biaya transport dibandingkan dengan pengiriman ternak hidup. Di negara-negara berkembang transper ambrio belum diterapkan secara luas.
3. Krioservasi Embrio
- Pembekuan semen dan embrio
- Gunanya untuk konservasi khususnya hewan yang akan punah.
- Menggunakan Tehnik “Vitrifikasi” yaitu tehnik yang menggunakan zat krioprotektan dengan berat molekul yang besar untuk pembekuan tanpa merusak sel yang dibekukan (mencegah kristalisasi cairan sel)
- Penyimpanan jangka panjang dengan menggunakan cairan nitrogen.
4. Pembuahan Buatan (IVF) dan Produksi Embrio
- Oosit yang belum matang diambil dari ternak hidup (ovarium dari ternak yang dipotong) kemudian dibuahi di. Lab. Selanjutnya di implantasikan kedalam ternak resipien atau dibekukan untuk ditransper kemudian.
- Dikenal istilah IVF (In-vitro fertilitation)
- Sangat berguna dalam menghasilkan embrio dari ternak yang unggul.
5. Seksing Semen
Pemisahan sperma yang mengandung kromosom X dari Y. ini berguna dalam kaitanya penetuan jenis kelamin ternak, yang tentu berpengaruh nilai tambah terhadap nilai produksi
6. Kloning :
- Penekanannya pada mahluk hidup, Gen (DNA), dan tanpa keterlibatan seksual
- Kamus mengatakan kloning adalah teknik memproduksi duplikat genetik identik dari suatu organisme. Clone dikatakan semua keturunan berasal aseksual dari individu tunggal. Ada beberapa teknik :
a. Memecah embrio (Separating an embryo) artinya membuat kembar secara manual
b. Tehnik Transplantasi inti (Nuclear transplantation)
- Sel telur dihilangkan intinya kemudian inti sel donor akan dimasukkan ke dalamnya

3. Peran bioteknologi dalam pertanian.
Bahan tanam dapat ditingkatkan kualitasnya melalui pendekatan bioteknologi. Peningkatan kualitas bahan tanam berdasarkan pada empat kategori peningkatan, yaitu peningkatan kualitas pangan, resistensi terhadap hama atau penyakit, toleransi terhadap cekaman lingkungan, dan manajemen budidaya (Huttner, 2003).
Produk bahan tanam unggul yang saat ini telah berhasil dipasarkan antara lain adalah bibit kultur jaringan, misalnya: bibit jati dan bibit tanaman hortikultura. Namun, bahan tanam unggul yang dihasilkan dari rekayasa genetika yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia sampai saat ini belum ada yang dikomersialkan.
Produk-produk bahan tanam rekayasa genetika yang ada di pasaran Indonesia umumnya merupakan produk dari negera lain, sebagai contoh : Jagung Bt dan Kapas Bt yang dipasarkan oleh Monsanto. Kultur jaringan merupakan tingkatan umum penguasaan bioteknologi di Indonesia. Bagaimanapun juga, produksi bibit kelapa kopyor telah berhasil di komersialkan melalui teknik transfer embrio (Paten ID 0 001 957).
Produk biofertilizer merupakan salah satu produk bioteknologi yang banyak beredar di pasaran Indonesia. Produk-produk tersebut sebagian dikembangkan oleh peneliti di Indonesia maupun di impor dari negara lain. Salah satu produk biofertilizer bernama Emas ( Enhancing Microbial Activity in the Soils ) telah dirakit oleh BPBPI (Paten ID 0 000 206 S), dilisensi oleh PT Bio Industri Nusantara dan digunakan di berbagai perusahaan perkebunan (BUMN dan BUMS) (Goenadi, 1998). Produk biofertilizer lain yang dikembangkan oleh peneliti di Indonesia antara lain: Rhizoplus , Rhiphosant , Bio P Z 2000, dan lain-lain. Produk sejenis biofertilizer/ bioconditioner dari luar negeri misalnya: Organic Soil Treatment (OST).
Produk-produk biodecomposer juga banyak beredar di pasaran Indonesia. Biodecomposer dipergunakan untuk mempercepat proses penguraian limbah-limbah organik segar pertanian menjadi kompos yang siap diaplikasikan ke dalam tanah. Contoh produk-produk biodecomposer antara lain: Orgadec (BPBPI), SuperDec (BPBPI), Degra Simba (ITB), Starbio , EM4 , dan lain sebagainya. Produk-produk baru terus bermunculan sejalan dengan kebutuhan untuk mengatasi masalah limbah padat organik.
Mikroba juga telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Contoh mikroba yang telah banyak dimanfaatkan untuk biokontrol adalah Beauveria bassiana untuk mengendalikan serangga, Metarhizium anisopliae untuk mengendalikan hama boktor tebu ( Dorysthenes sp) dan boktor sengon ( Xyxtrocera festiva ), dan Trichoderma harzianum untuk mengendalikan penyakit tular tanah ( Gonoderma sp, Jamur Akar Putih, dan Phytopthora sp). Produk-produk biokontrol yang telah dikomersialisasikan oleh unit kerja lingkup Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) antara lain : Meteor, Greemi-G, Triko SP, NirAma , dan Marfu . Keuntungan pemanfaatan biokontrol untuk pertanian antara lain adalah ramah lingkungan, dan mengurangi konsumsi pestisida yang tidak ramah lingkungan.
Mikroba juga dimanfaatkan dalam proses pembuatan pupuk anorganik. Peneliti di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) mengembangkan teknologi pembuatan pupuk superfosfat yang disebut dengan Bio-SP dengan menggunakan bantuan mikroba pelarut fosfat. Kualitas dari Bio-SP menyamai kualitas pupuk superfosfat konvensional (SP 36). Keunggulan dari teknologi ini adalah penggunaan agensia hayati untuk mengurangi konsumsi asam anorganik dan lebih aman lingkungan serta mampu mengurangi biaya produksi.

F. Dampak Bioteknologi
Penggunaan teknologi bioteknologi dalam mencukupi kebutuhan hidup manusia telah memberikan pengaruh dan dampak yang cukup berarti terhadap lingkungan. Dampak yang ditimbulkan oleh bioteknologi meliputi dampak positif dan dampak negative.
1. Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi juga seperti yang lain, mengandung resiko akan dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen asibg ke genom inag dapat menimbulkan interaksi anatar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.
2. Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis.



BAB III
PEMBAHASAN KONSERVASI

A. Sejarah Konservasi
Pada awalnya, upaya konservasi di dunia ini telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Naluri manusia untuk mempertahankan hidup dan berinteraksi dengan alam dilakukan antara lain dengan cara berburu, yang merupakan suatu kegiatan baik sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup, ataupun sebagai suatu hobi/hiburan.
Di Asia Timur, konservasi sumber daya alam hayati (KSDAH) dimulai saat Raja Asoka (252 SM) memerintah, dimana pada saat itu diumumkan bahwa perlu dilakukan perlindungan terhadap binatang liar, ikan dan hutan. Sedangkan di Inggris, Raja William I (1804 M) pada saat itu telah memerintahkan para pembantunya untuk mempersiapkan sebuah buku berjudul Doomsday Book yang berisi inventarisasi dari sumberdaya alam milik kerajaan.
Kebijakan kedua raja tersebut dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk konservasi sumberdaya alam hayati pada masa tersebut dimana Raja Asoka melakukan konservasi untuk kegiatan pengawetan, sedangkan Raja William I melakukan pengelolaan sumberdaya alam hayati atas dasar adanya data yang akurat. Namun dari sejarah tersebut, dapat dilihat bahwa bahkan sejak jaman dahulu, konsep konservasi telah ada dan diperkenalkan kepada manusia meskipun konsep konservasi tersebut masih bersifat konservatif dan eksklusif (kerajaan).
Konsep tersebut adalah konsep kuno konservasi yang merupakan cikal bakal dari konsep modern konservasi dimana konsep modern konservasi menekankan pada upaya memelihara dan memanfaatkan sumberdaya alam secara bijaksana.

B. Pengertian Konservasi
Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.
Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :
1. Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
2. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).
3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).
Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (KSDAH) adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. KSDAH ataupun konservasi biologi pada dasarnya merupakan bagian dari ilmu dasar dan ilmu terapan yang berasaskan pada pelestarian kemampuan dan pemanfaatannya secara serasi dan seimbang. Adapun tujuan dari KSDAH adalah untuk terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta kesinambungan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu dilakukan strategi dan juga pelaksananya

C. Strategi Konservasi Indonesia
Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Sedangkan strategi konservasi nasional telah dirumuskan ke dalam tiga hal berikut taktik pelaksanaannya, yaitu :
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK)
a. Penetapan wilayah PSPK.
b. Penetapan pola dasar pembinaan program PSPK.
c. Pengaturan cara pemanfaatan wilayah PSPK.
d. Penertiban penggunaan dan pengelolaan tanah dalam wilayah PSPK.
e. Penertiban maksimal pengusahaan di perairan dalam wilayah PSPK.
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
a. Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
b. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa (in-situ dan eks-situ konservasi)
3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
a. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam.
b. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar (dalam bentuk : pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perdagangan, perburuan, peragaan, pertukaran, budidaya).

D. Kawasan Konservasi
Kawasan koservasi (Kawasan pelestarian alam ataupun kawasan dilindungi) ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan berbagai macam kriteria sesuai dengan kepentingannya. Hampir di setiap negara mempunyai kriteria/kategori sendiri untuk penetapan kawasan dilindungi, dimana masing-masing negara mempunyai tujuan yang berbeda dan perlakuan yang mungkin berbeda pula.
Namun di level internasional seperti misalnya Commission on National Park and Protected Areas (CNPPA) yaitu komisi untuk taman nasional dan kawasan dilindungi yang berada di bawah IUCN memiliki tanggung jawab khusus dalam pengelolaan kawasan yang dilindungi secara umum di dunia, baik untuk kawasan daratan maupun perairan.
Sedikitnya, sebanyak 124 negara di dunia telah menetapkan setidaknya satu kawasan koservasinya sebagai taman nasional (bentuk kawasan dilindungi yang populer dan dikenal luas). Walaupun tentu saja di antara masing-masing negara, tingkat perlindungan yang legal dan tujuan pengelolaannya beragam, demikian juga dasar penetapannya.
Apabila suatu negara tidak memiliki kawasan dilindungi yang khusus karena sulit untuk memenuhi standar yang ditetapkan, maka mereka dapat mengelola kawasan alternatif seperti hutan produksi yang dialihkan sebagai kawasan dilindungi sehingga penurunan/pengurangan plasma nutfah dapat ditekan.
Kategori klasifikasi kawasan dilindungi, dimana kategori pegelolaan harus dirancang agar pemanfaatan agar seimbang, tidak lebih mementingkan salah satu fungsi dengan meninggalkan fungsi lainnya.
Adapaun kategori penetapan kawasan dilindungi yang tepat harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
a. Karakteristik atau ciri khas kawasan yang didasarkan pada kajian ciri-ciri biologi dan ciri lain serta tujuan pengelolaan
b. Kadar perlakuan pengelolaan yang diperlukan sesuai dengan tujuan pelestarian.
c. Kadar toleransi atau kerapuhan ekosistem atau spesies yang terdapat di dalamnya.
d. Kadar pemanfaatan kawasan yang sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan tersebut.
e. Tingkat permintaan berbagai tipe penggunaan dan kepraktisan pengelolaan.
Sedangkan secara umum, ciri-ciri suatu kawasan ditetapkan sebagai kawasan dilindungi adalah :
1. Karakteristik/keunikan ekosistem, misalnya ekosistem hutan hujan dataran rendah, fauna endemik, ekosistem pegunungan tropika, dan lain-lain.
2. Spesies khusus yang diminati, mencakup nilai/potensi, kelangkaan atau terancam, misalnya menyangkut habitat jenis satwa seperti badak, harimau, beruang, dan lain-lain.
3. Tempat yang memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.
4. Lanskap/ciri geofisik yang bernilai estetik, dan penting untuk ilmu pengetahuan misalnya glasier, mata air panas, kawah gunung berapi dan lain-lain.
5. Tempat yang berfungsi sebagai perlindungan hidrologi, tanah, air dan iklim mikro.
6. Tempat yang potensial untuk pengembangan rekreasi alam dan wisata, misalnya danau, pantai, pegunungan, satwa liar yang menarik, dan lain-lai.
7. Tempat peninggalan budaya, misalnya candi, galian purbakala, situs, dan lain-lain.
Secara umum, tujuan utama dari pengelolaan kawasan dilindungi adalah :
1. Penelitian ilmiah.
2. Perlindungan daerah liar/rimba.
3. Pelestarian keanekaragaman spesies dan genetic.
4. Pemeliharaan jasa-jasa lingkungan.
5. Perlindungan fenomena-fenomena alam dan budaya yang khusus.
6. Rekreasi dan wisata alam.
7. Pendidikan (lingkungan).
8. Penggunaan lestari dari sumberdaya alam yang berasal dari ekosistem alami.
9. Pemeliharaan karakteristik budaya dan tradisi.
Berdasarkan tujuan manajemen tersebut, maka kawasan dilindungi dikelola dalam berbagai kategori pengelolaan kawasan dilindungi yang ditetapkan IUCN (1994) sebagai berikut :
1. Cagar alam
a. Cagar alam mutlak (strict nature protection)
b. Daerah liar/rimba (wilderness area)
2. Konservasi ekosistem dan rekreasi, misalnya taman nasional.
3. Konservasi fenomena alam, misalnya monumen alam.
4. Konservasi melalui kegiatan manajemen aktif misalnya kawasan pengelolaan habitat.
5. Konservasi bentang alam, laut dan rekreasi.
6. Pemanfaatan lestari ekosistem alam.
Adapun kriteria umum bagi berbagai kawasan yang dilindungi adalah :
1. Taman Nasional, yaitu kawasan luas yang relatif tidak terganggu yang mempunyai nilai alam yang menonjol dengan kepentingan pelestarian yang tinggi, potensi rekreasi besar, mudah dicapai oleh pengunjung dan terdapat manfaat yang jelas bagi wilayah tersebut.
2. Cagar alam, umumnya kecil, dengan habitat rapuh yang tidak terganggu oleh kepentingan pelestarian yang tinggi, memiliki keunikan alam, habitat spesies langka tertentu, dan lain-lain. Kawasan ini memerlukan perlindungan mutlak.
3. Suaka margasatwa, umumnya kawasan berukuran sedang atau luas dengan habitat stabil yang relatif utuh serta memiliki kepentingan pelestarian mulai sedang hingga tinggi.
4. Taman wisata, kawasan alam atau lanskap yang kecil atau tempat yang menarik dan mudah dicapai pengunjung, dimana nilai pelestarian rendah atau tidak akan terganggu oleh kegiatan pengunjung dan pengelolaan yang berorientasi rekreasi.
5. Taman buru, habitat alam atau semi alami berukuran sedang hingga besar, yang memiliki potensi satwa yang boleh diburu yaitu jenis satwa besar (babi hutan, rusa, sapi liar, ikan, dan lain-lain) yang populasinya cukup besar, dimana terdapat minat untuk berburu, tersedianya fasilitas buru yang memadai, dan lokasinya mudah dijangkau oleh pemburu.
6. Hutan lindung, kawasan alami atau hutan tanaman berukuran sedang hingga besar, pada lokasi yang curam, tinggi, mudah tererosi, serta tanah yang mudah terbasuh hujan, dimana penutup tanah berupa hutan adalah mutlak perlu untuk melindungi kawasan tangkapan air, mencegah longsor dan erosi. Prioritas pelestarian tidak begitu tinggi untuk dapat diberi status cagar.

BAB IV
KESIMPULAN

Bioteknologi adalah ilmu biologi molekuler berikut teknik dan aplikasinya yang digunakan untuk memodifikasi, memanipulasi atau merubah proses kehidupan normal dari organisme-organisme dan jaringan-jaringan guna meningkatkan kinerjanya bagi keperluan manusia (Hodges, 2000). Bioteknologi memiliki kekhasan dalam hal kemungkinan transfer ciri-ciri organisme melalui proses rekayasa biologi yang tidak mungkin terjadi secara alamiah.
Perkembangan bioteknologi dalam dasawarsa terakhir sangat pesat, suatu kondisi yang diprediksikan John Naisbitt (futurolog terkemuka dunia) tentang abad 21 sebagai abad bioteknologi dan informasi. Wacana bioteknologi telah meluas, tidak terbatas pada komunitas ilmiah saja, tetapi telah memasuki ranah kepedulian publik. Keterlibatan publik dalam masalah ini wajar mengingat produk bioteknologi konvergen dengan kepentingan esensial manusia baik sebagai makhluk biologis maupun makhluk sosial. Terlepas dari perdebatan aspek etis dan dampak sosialnya, bioteknologi memberikan harapan baru pada umat manusia dalam menghadapi permasalahan global seperti kesenjangan antara ketersediaan pangan dengan pertambahan populasi penduduk dunia, dan penurunan kualitas lingkungan yang berimplikasi luas terhadap kualitas hidup manusia secara keseluruhan.
Penelitian-penelitian bioteknologi intens dilakukan pada berbagai bidang di banyak negara. Hal yang menarik diamati, meskipun penguasaan bioteknologi masih dominan oleh negara-negara maju (dalam kancah politik global sering disebut “kelompok Utara”) tetapi sebagian negara berkembang (kelompok Selatan) mulai menunjukkan kemajuan berarti dalam pengembangan industri berbasis bioteknologi seperti yang terjadi di Kuba.
Sepertinya ada kesadaran dari para pembuat kebijakan di negara-negara tersebut bahwa eksistensi negara di masa depan lebih kuat jika ditopang penguasaan bioteknologi.
Intensifnya penelitian-penelitian bioteknologi telah melahirkan berbagai penemuan berupa fenomena saintifik baru, metode dan produk bioteknologi. Metode dan produk bioteknologi telah diaplikasikan pada berbagai bidang baik dalam skala luas (industri) maupun skala percobaan. Kemajuan bioteknologi berkembang pesat di berbagai bidang dengan tujuan meningkatkan nilai manfaat dan produktivitas sumber daya hayati. Saat ini masih terjadi kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang dalam hal penguasaan bioteknologi dan kekayaan sumber daya hayati yang menjadi modal pengembangan bioteknologi. Aplikasi bioteknologi perlu diakukan dengan hati-hati mengingat resiko yang dapat ditimbulkannya terhadap keanekaragaman hayati.
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, konservasi adalah upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya, dengan berupaya untuk melindungi dan mengelola secara hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konservasi terhadap bioteknologi adalah melindungi dan merestarikan segala aktivitas yang berkaitan dengan proses pemanfaatan biologi atau organisme sehingga pelaksanaan bioteknologi dapat dilakukan dengan efisien dan terkontrol agar dampak yang ditimbulkan dari penerapan bioteknologi tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.







DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kesehatan Lingkungan, Etika Lingkungan, dan Pengembangan Pemukiman

PE MBAHASAN KESEHATAN LINGKUNGAN A.       Pengertian Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting ...